32. Tersisihkan

342 23 3
                                    

Kelas berjalan seperti biasanya, bedanya kini Haidar lebih sering mengajaknya bicara. Melihat keakraban itu jelas membuat seluruh perhatiannya teralih. Nathan belum bisa menerima Sean ditongkrongannya.

Sedari tadi yang dilakukan Nathan hanya diam dan memperhatikan Haidar yang sibuk ngobrol dengan Sean. Ia selalu melayangakn tatapan benci ketika Sean menatapnya. Satu meja dengan si tuli membuat selera makan Nathan hilang.

"Gue ke kelas dulu" ucap Nathan setelah meneguk habis minumannya.

Haidar mengerutkan keningnya, "loh tiba-tiba? Nggak mau nambah dulu makannya?" Tawar Haidar.

Nathan menggeleng. Ia melempar tatapan malas ke Sean yang didepannya itu sebelum akhirnya pergi. Jeriko memukul pantat Nathan, "dasar nggak jelas"

Nathan kecewa kenapa Haidar tidak menahannya. Padahal sebelum kejadian di pantai, Haidar apa-apa selalu dengannya.

Mereka kembali ke topik pembicaraan tanpa mempermasalahkan kepergian Nathan.

"Gue penasaran asli sama alat di telinga lo" Jeriko menunjuk alat bantu dengar milik Sean.

"Lo mau tuli juga?" Balas Haidar.

Sean tersenyum sambil ikut nunjuk telinganya.
"Ini?"

Haidar dan Jeriko mengangguk pasti, melihat itu mau tak mau Sean harus melepas alat bantu itu. Ia meletakkan diatas meja mungkin ada yang ingin coba. Jeriko mengambil alat itu dan menatapnya jijik.

"Gue coba nggak apa-apa?" Tanya Jeriko yang tak bisa didengar Sean.

"Dia nggak bisa denger goblok" ucap Haidar.

"Lupa bangsat" Jeriko terkekeh.

Ia mulai memakai alat itu dibantu oleh Sean. Haidar menatap penasaran ekspresi Jeriko. Bunyi nyaring dari telinga membuat Jeriko langsung melepas dan sedikit membantingnya.

"Bangsat telinga gue sakit!" Jeriko memegang telinganya.

"Rasanya gimana Jer?" Tanya Haidar penasaran.

"Coba aja sendiri, bangsat nginggg gitu lama banget. Asli jadi kenceng tuh suara" Jeriko merasa kapok mencoba alat itu.

Sean tertawa kecil melihat temannya yang kesakitan. Ia menyulurkan alat itu ke Haidar siapa tau ingin mencoba. Tapi dilihat dari raut Jeriko itu membuat Haidar takut.

"Gimana Jer?" Tanya Sean.

Jeriko menggidikkan bahunya ngeri, "kapok gue, pas udah kepasang tuh langsung ngingg gitu lama banget dan suaranya jadi kenceng. Telinga gue jadi sakit" jelas Jeriko.

Sean hanya menggeleng-geleng.

"Kok lo bisa tuli gitu gimana sih awalnya? Apa asli dari lahir?" Tanya Jeriko tiba-tiba.

Sean menelan ludahnya berat, bingung apa dia harus menjelaskan kejadian masa lalunya tapi disisi lain Sean masih memikirkan perasaan Haidar.

Haidar menatap Sean sedikit takut, berharap Sean tak membicarakan kebenaran.

"Bawaan dari lahir" gugupnya.

Haidar bernafas lega setelah mendengar itu. Ia kembali meneguk botol mineralnya.

"Oh pasti berat banget ya?"

"Iya"

• LTM •

Saking kesalnya dengan perubahan sikap Haidar teman dekatnya, Nathan menabrak Jake yang baru saja mau masuk ke kelas.

"Akhh, Nat hati-hati dong" desah Jake memegangi pundaknya.

Listen To Me || SUNGJAKE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang