37. Salah Nathan?!

413 27 4
                                    

Sejak dua jam yang lalu Jake tak berhenti mengutuk benda pipihnya itu. Menunggu balasan dari sang pacar yang menghilang entah kemana.

"Sean kemana sih ah, di cafe gak ada, rumah kayak kuburan, ponselnya gak guna buang aja-eh ya jangan!"

Kemudian ia lempar ponselnya itu ke sembarang arah. Melihat jam sudah menunjuk pukul 2 siang.
Jake menatap luar jendela, cukup panas untuk dirinya pergi keluar.

Masa bodo, namanya juga khawatir.

"Iya kenapa?"

"Dimana? Sama Sean gak?"

"Dijalan-gak sama Sean gue"

"Terus dia dimana?"

"Ya lu pacarnya kenapa tanya gue bodoh?"

"Ya lu sodaranya"

"Tapi gak lagi sama gue, oh tadi ada Nathan nanyain Sean siapa tau mereka main bareng?"

"Ngapain sama Nathan?! Nyari masalah aja bangsat"

"Ngapain misuh di gue bangsat!"

Tut

"Ck sabar Haidar sabar" - Haidar

Jake sedikit menggertak giginya, memakai hoodie untuk melindungi badannya dari terik matahari yang menyengat. Melengkah besar besar dengan wajah jeleknya itu untuk menuju ke rumah Nathan.

Tok tok tok

Pintu diketuk tak beraturan dengan penuh emosi. Jake terus menambah kekuatan ditangannya kala pintu itu tak kunjung dibuka.

"SEAN WOI SEAN NGAKU AJA PASTI SEAN DISINI KAN?! NGAPAIN GAK KERJA?! NYARI MASALAH AJA?!" teriakan si kecil mengundang atensi dari si Nathan.

Dengan wajah datarnya ia buka pintu itu, terlihat yang lebih pendek sudah bermuka masam.

Nathan hanya berdehem.

"Sean lu umpetin dimana?!" Bentaknya dengan tangan berkacak pinggang.

"Gak jelas" jawabnya tidak tertarik dan memilih untuk mempersilahkan masuk.

Jake langsung menerobos pintu itu tanpa memperdulikan Nathan yang hampir saja jatuh karena senggolan badannya. Jake tak berhenti mengedarkan pandangannya sampai indera penciumannya menemukan sesuatu yang menganggu.

"Astaga! Ish bikin kesel aja ihhhh!!! Sean!" Teriaknya buru buru menghampiri pacarnya yang sudah sayu dan lemas itu.

Jake mengguncangkan badan kurus itu dan berkali kali menampar pipi itu pelan.

"Heh! Sadar! Ngapain mabok! Nathan bajingan" umpatnya.

Walaupun pandangannya sedikit kabur, wajah si kecilnya itu terlihat begitu jelas. Sean tersenyum lebar, tangannya ia lingkarkan dipinggang Jake.

"Sayang kok tau aku disini? So sweet banget hehe"
Sean mabuk.

Jake hanya menatapnya jijik, ingin rasanya ia memukul dua laki laki itu. Jake mendongakkan wajah Sean yang sayu itu. Mengusap, menyelipkan anak rambutnya dengan lembut.

Listen To Me || SUNGJAKE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang