Pagi buta sebelum Sean terbangun Jake perlahan melepas pelukannya. Sial, kenapa Sean memeluknya begitu erat seakan takut kehilangan. Tanpa berlama lama ia langsung berkutik didapur untuk menyiapkan sarapan untuk Sean dan segera melarikan diri dari rumah ini.
Ia tidak ingin mendengar apapun dari Sean karena pasti menyakitkan baginya. Tentu saja jawaban itu akan membuat mereka berpisah.
Namun sayang, saat ia hendak beranjak dari sana tiba tiba Sean datang dengan wajah sayupnya. Membuat rencana Jake gagal.
"Wanginya" gumam Sean menarik kursi untuk duduk.
Jake menghela nafas, "sarapan dulu abis ini aku pulang" sambil menyiapkan sepiring nasi untuk mantan kekasihnya?
Sean hanya menatap piring itu tak berniat untuk mengambilnya. Ia menatap si kecilnya beberapa saat setelah memikirkan jawabannya semaleman.
"Jake kep-"
"Kayaknya aku pulang sekarang aja deh" potong Jake sambil buru buru menuangkan air putih ke dalam gelas.
"Jake aku mau ngomong" Sean berjalan mendekat.
Dan Jake tidak ingin mendengarkan kalimat yang menyakitinya dipagi hari ini. Jake berusaha menghindari sentuhan Sean apalagi kontak matanya. Ia selalu menunduk.
"Jake aku masih mau ngomong sesuatu" ulangnya.
Lagi lagi Jake menulikan pendengarannya. Berusaha untuk menahan air matanya yang tidak tahu akan ada kabar baik apa buruk baginya.
"Jake!" Sean sedikit membentak.
"Apa?!" Jake mengangkat dagunya.
"Aku mau ngomong" tegas Sean.
"Cepet ngomong aku dengerin! Kamu mau ngomong apa!? Mau putus?! Hah?!" Tangannya mengepal keras berusaha menahan air matanya.
Sean sedikit tersentak, ia menelan ludah berat.
"I-iya" walaupun sangat susah untuk mengatakan ini tapi kenapa Sean sangat berani?Dadanya terasa sesak, bahkan tangan yang tadinya mengepal kini mengurai dan gemetar.
"Semudah itu kamu bilang putus?" Ia tidak bisa menyembunyikan suaranya yang serak.
"Semudah itu juga kamu tidur sama orang lain"
Jake tidak menyangka Sean akan mengatakan ini.
"Udah dibilang aku diperk*sa, kapan kamu ngerti sih?" Air matanya mulai mengalir membasahi pipinya.
"Tapi kamu mau" Sean masih tak terima.
"Siapa yang mau? Aku mau gimana? Siapa yang minta diperk*sa?" Jake berjalan mendekati Sean.
Hingga menyisakan sejengkal lagi Jake menghentikan langkahnya. Menatap sedikit lebih tinggi dengan wajah yang penuh dengan air matanya itu.
Kenapa Sean seberubah ini?
Kedua tangannya meremas kerah baju Sean dengan kuat.
"Kapan aku minta? Emang ada orang yang minta diperk*sa? Aneh kamu!"
"Tapi aku liat buktinya"
"Anjing ya lo?!" Jake menarik kerah itu dengan sangat kuat dan menyeretnya ke dalam kamar.
Emosinya memuncak, ia tidak bisa menahan emosi dan air matanya. Ia mendorong tubuh itu ke atas ranjang dan mencari apapun itu untuk mengikat tangan Sean.
Semakin erat ikatan itu semakin kencang juga Jake terisak. Dengan tangan bergetar Jake menarik celana Sean hingga tak menyisakan sehelai benang pun.
Si korban terus memberontak, antara kaget dan bingung. Hingga tangan Jake mencekal benda panjang itu lalu mengocoknya dengan sangat pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Listen To Me || SUNGJAKE [END]
FanficPlease jangan salah lapak #bxb "Mau semaksa apapun aku ngakuin kalo kamu itu pacar aku, mereka lebih percaya kalo yang jadi pacar kamu itu si Haidar" Sean menjelaskan dengan nada sedikit tegas. #1 jakehoon (1-2-2024)