74. Bonus Chapter

488 24 14
                                    

Satu tahun berlalu dan hubungan mereka semakin baik. Cafe juga ramai membuat keduanya mau tak mau harus merekrut orang lagi untuk membantu pekerjaannya.

Kedekatan Sean dengan mama Jake yang seperti seorang ibu dan anak kandung. Sabian yang kini terbiasa dengan kehadiran kakak barunya membuat hubungan mereka semakin erat.

Kecuali papa, Sean masih belum berani untuk mengambil hatinya.

"Nak sarapan dulu sini biar Bian yang bangunin abangnya" perintah bunda yang langsung dituruti oleh Sean.

Dengan senang hati Sean membiarkan bunda keduanya itu menyiapkan sarapannya. Terkesan tidak sopan, tapi bunda sendiri yang mau.

"Kebiasan dia mah kalo abis main suka kesiangan"

Sean hanya terkekeh sambil mencicipi masakan itu. Bibirnya langsung tertarik ke atas merasa lidahnya cocok dengan rasanya.

"Enak bunda" ucapnya membuat Bunda tersenyum.

"Jangan gitu bunda bisa salah tingkah nanti" jawabnya malu malu.

"Tapi serius bunda ini enak banget, masakkan bunda selalu enak, wangi lagi" pujinya tulus.

Bunda tertawa kecil menghampiri Sean lalu mencubit kedua pipinya dari belakang.

"Pinter banget ya godain bunda hah, dasar"

Walaupun tidak sakit tapi Sean tetap berteriak.

"Aa bunda ampun"

Dan begitulah gurauan kecil yang sedikit membuat Sean tersentuh mengingat bundanya yang sudah tidak ada. Ia sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan Jake dan keluarganya yang begitu menerimanya. Walaupun kurang satu tetapi Sean tetap berusaha untuk mengetuk pintu hatinya.

Sean menghela nafas panjang sebelum membuang jauh pikiran sedihnya. Ia tersenyum menyambut Sabian yang datang dari kamar Jake.

"Susah kak ntar juga bangun sendiri" kesal Sabian.

"Gapapa nanti aku samperin aja, sini Bi sarapan dulu mumpung masih anget" ajak Sean memundurkan kursi untuk mempersilahkan adeknya duduk.

Sabian dengan mata sayup sayupnya menarik piring yang sudah disiapkan oleh bundanya juga. Sean mengambilkan segelas air putih dan langsung diteguk oleh adeknya itu.

"Makasih kak"

"Tidur jam berapa kok masih ngantuk?" Tanya Sean membuka topik obrolan.

"Jam satu karena nonton film dulu" jawabnya dengan nada lemas.

"Sebelas dua belas sama abangnya" gumamnya.

"Sayanggggg~" panggilan itu membuat Sean langsung menoleh.

Sean tersenyum saat Jake malah memeluknya dari belakang, menjatuhkan wajahnya dipundak Sean. Tangan Sean sigap menahan tangan Jake agar tidak jatuh karena ia tau Jake belum sadar.

"Sayang duduk sini, kumpulin nyawa dulu baru sarapan" tutur Sean.

Jake mendongak, menatap wajah itu lalu mengecupnya singkat.

Listen To Me || SUNGJAKE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang