66. Pulang

249 24 4
                                    

Di pagi yang cerah dan sejuk ini Jake sudah terbebas dari infus setelah beberapa hari hanya terbaring lemah diatas sana. Sengaja Jake tidak memberitahu kabar ini ke Sean.

"Aku langsung ke Sean ya Ma" pamitnya sambil mencium punggung tangan itu.

"Astaga baru aja keluar, apa gak kangen papa juga kamu

"Emang Sean itu siapa dek?" Papa dari belakang menyaut.

Jake dan mamanya saling bertatapan, "temen pa kebetulan dia dirumah sendiri jadi Jake temenin"
Bohongnya.

"Emang orang tuanya kemana?" Papa malah penasaran.

"Udah gak ada semua" jawab Mama.

"Kok mama tau?" Papa mengerutkan keningnya.

Jake menelan ludah, "ya gimana gak tau kan Jake sering cerita, lagian anaknya sering kesini kok pa. Udahlah ya Jake mau kerumahnya dulu"

"Papa mau liat anaknya"

• LTM •

Sedari tadi Jake hanya senyam senyum karena tangannya sudah bebas dari jarum dan selang. Sekarang waktunya ia puaskan waktu kangen kangenan dengan pacarnya itu. Jake begitu merindukan kekasihnya.

Ia lirik kanan kiri tidak ada tanda tanda kehidupan. Memang sejak dulu selalu sepi karena hanya seorang saja yang tinggal.

Jake memasukkan kunci yang dulu pernah Sean berikan. Beruntung ia selalu membawanya jadi ia tidak perlu susah susah menelpon si empu.
Ia berjalan mengendap endap dengan perasaan yang bahagia. Berharap kekasihnya itu terkejut dan kebingungan.

Berakhirlah ia didalam kamar Sean. Terlihat lelaki berbadan tinggi itu tidur mengulat memeluk kain yang diduga bukan selimut.

Jake tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Baju aja meluknya sampe kayak gitu dasar" Jake mengusap surai Sean dengan sangat lembut seperti sedang menidurkan bayi.

Perasaan nyaman dan hangat membuat pelukan itu semakin erat.

"Bajuku jangan dipeluk terus" Jake menarik narik baju dari pelukan.

"Hngg" rengeknya.

"Jadi kusut nanti ahh" kesalnya dan terus menarik.

Karena pelukan itu semakin erat dan susah dilepaskan, akhirnya ia menyerah. Dirinya juga sudah sangat rindu tidur bareng prianya itu.

Jake tersenyum jail sebelum akhirnya merangkak naik ke atas kasur. Memposisikan badannya ternyaman untuk memeluk kekasihnya sebagai pengganti guling yang hilang.

Ia peluk tanpa basa basi tanpa memperdulikan akan terganggu dan bangun. Ia peluk dengan sangat erat melampiaskan semua rasa sakit dan rindunya. Yang dipeluk bukannya terbangun tapi malah membalas pelukan itu.

Perasaan yang tiba tiba menghangat dan nyaman membuat Sean semakin mengeratkan dan menduselkan wajahnya disurai lebat itu. Ia lingkarkan kakinya ke tubuh si kecilnya.

"Aduh sesek!" Gumamnya.

Kepalanya terdongak untuk mengambil oksigen yang sulit untuk masuk. Tubuhnya sulit digerakan, sedikit menyesal karena telah menyerahkan dirinya kepada monster satu ini.

"Hngg sesek" rengeknya berusaha memberontak.

Merasa ada yang merenggang, tangannya reflek menarik dan tak sengaja kedua bibir itu bersatu. Jake langsung melotot kaget. Si pelaku pun masih belum sadar juga. Sean mendusel diperpotongan leher putih Jake membuat si empu merasakan geli.

"Nyaman banget" gumamnya sambil melingkarkan tangannya dipinggang.

Sudut bibir Jake seketika terangkat, entah kenapa ia senang mendengar kalimat itu. Ia sedang membuat Sean betah atau nyaman saat bersamanya.

Listen To Me || SUNGJAKE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang