58. Sepuluh Persen

222 30 9
                                    

Udara sejuk dipagi hari yang cerah mengharuskan lelaki itu menyibakkan selimutnya untuk memulai harinya. Ia langsung mencari ponselnya untuk melihat jam. Fokusnya teralih ketika notifikasi pesan dipenuhi oleh si kecilnya.

"Astaga aku lupa" ucap Sean memegang kening.

Janji untuk menemani ke mall di jam 9 pagi ternyata gagal. Sean bangun satu jam lebih lambat dari janjinya. Buru buru ia pergi mandi dan bergegas untuk ke rumah pacarnya tanpa sempat memberinya kabar.

"Bunda" sapa Sean sambil mencium punggung tangan yang lebih.

"Masuk aja, anaknya tantrum dari tadi" bunda menggeleng merasa lelah mendengar teriakan teriakan tak jelas dari anaknya.

"Iya bunda" dan Sean langsung melesat menuju ke kamar.

Terlihat Jake yang tengkurap dengan pakaian yang sudah rapi. Jake pun menoleh mendengar kedatangan Sean. Yang langsung melempar tatapan tajamnya membuat Sean nyengir.

"Maaf aku kesiangan"

"Males" ketusnya.

"Ayo jadi gak?" Sean duduk ditepian ranjang untuk membujuk si kecilnya.

Jake hanya diam, fokus bermain ponselnya.

"Sayang jadi gak? Nanti sekalian kita beres beres cafe biar cepet selesai" Sean berusaha untuk membujuk.

"Kamu gak kerja emang?" Jake mulai tertarik.

"Libur dong"

Jake langsung melebarkan matanya senang, "hah beneran?" Sean mengangguk.

"Asikk!" Jake langsung memeluk tubuh kurus itu dengan gemas.

Betapa bahagianya jika Sean tidak bekerja, karena akhirnya mereka punya banyak waktu untuk bermesraan.

"Seneng ya?" Sean mengusap usap surai lebat itu dengan lembut.

"Iya lah, kan kita bisa lama lamaan disini" yang lebih kecil tertawa.

Sean mendongakan wajah kesayangannya itu, menyisir surai hitam pekat itu seolah sedang mendandani anaknya.

"Maaf ya kalo aku jarang ada waktu, abis kita selesaiin cafenya aku janji kita bakal sama sama terus tiap hari" tuturnya untuk meyakinkan si kecilnya bahwa semua rasa kesepian sebentar lagi akan hilang.

"Janji ya?" Jake mengangkat jari kelingkingnya.

Sean tersenyum lalu menyatukan kelingkingnya, sedikit menggoyangkan lalu terkekeh.

"Aku janji"

Di mall

"Kita mau kemana dulu?" Tanya Sean.

Pandangan Jake yang sedaritadi terus memutar itu pun tak juga menemukan yang dimaksud.

"Itu! Ayo kesana!" Tunjuknya dan Sean mengikuti telunjuknya yang mengarahkan ke salah satu store kacamata.

Sontak tubuh Sean terseret sedikit kasar karena tarikan si kecil yang seakan tidak ingin ketinggalan. Dengan girangnya ia langsung menjelajahi disetiap sudut untuk memilih frame yang cocok untuk Sean.

Sean yang baru pertama kali arau bahkan belum pernah sama sekali memakai kacamata pun hanya bisa clingak clinguk seperti orang hilang. Jake dengan tangan kosongnya langsung mengambil beberapa bentuk frame yang berbeda lalu memasangkan ke Sean.

"Sini bawahan dikit" perintahnya menekan pundak Sean agar sedikit merendah.

Sean pun menurut, Jake fokus menilai. Berkali kali pasang copot kacamata itu selama 15 menitan.

Listen To Me || SUNGJAKE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang