14. Harus Seneng atau Sedih?

350 29 18
                                    

"Yang please aku cuma nggak mau kamu nyaman sama Haidar terus kamu ninggalin aku. Aku udah nggak punya siapa-siapa lagi yang ...." Sean berlutut memeluk kedua kaki Jake. Sean menangis sesenggukan sambil memeluk kedua kaki itu.

Sepulang dari pantai, Jake marah-marah lewat telpon dengan alasan karena Sean tidak menjawab pesan terakhirnya. Dan alasan Sean tidak membalas karena tidak ingin berpikiran kemana-mana.

Jake memaki-maki Sean tak ada habisnya. Dan sebenarnya Sean ingin marah karena pacarnya main sama orang tapi Sean tidak tega. Kelemahannya adalah tidak ingin membuat pacarnya takut dan merasa keberatan karenanya.

Sean sudah di rumah Jake, karena apapun masalahnya secepatnya harus diselesaikan. Dirinya tidak kuat jika harus berdiam atau bermusuhan.

"Kan udah aku bilang, aku tuh nggak ada perasaan sama Haidar. Haidar juga nggak pernah nembak aku" Jake membentak Sean yang dibawah.

"Haidar emang nggak pernah nembak, tapi kamu sama dia udah kayak orang pacaran. Aku cemburu yang" kali ini Sean mendongak keatas menatap sang pacar dengan perasaan kacau.

Jelas ini bulan hal pertama bagi Sean. Sering kali dirinya memaklumi jika Haidar terus dekat-dekat dengan pacarnya. Tapi kali ini mungkin Sean sedikit lebih sensitif dengan itu.

Sean begitu lelah karena tiap pulang sekolah dirinya tak langsung pulang melainkan lanjut bekerja di cafe. Dan dihari libur pun dirinya juga bekerja. Bahkan sudah tidak bisa disebut part time?

Sean hanya butuh Jake untuk hari-harinya, untuk menghilangkan rasa lelah dan stresnya. Hanya itu.

Hidup jauh dari orang tua begitu menyakitkan baginya. Untuk sekedar makan saja harus mengeluarkan banyak keringat terlebih dahulu.

Sean menangis, meremat celana Jake dengan kuat melampiaskan rasa sakitnya tanpa ingin melukai sang pacar. Ia tidak ingin ditinggalkan lagi untuk sekian kalinya.

"Yang aku harus apa biar Haidar nggak deketin kamu terus?" Ucap Sean sedikit lebih tenang.

"Aku itu nggak ada apa-apa sama Haidar, Sean!"
Bentak Jake lagi membuat Sean tersentak.

"Jangan bentak gitu yang, aku takut"

"Ya kamu nya bikin emosi, udah jelas aku nggak ada apa-apa sama Haidar masih ada dituduh!".

Sean bangkit, mengusap kedua pipinya lalu menatap Jake dengan tatapan penuh.
"Udah jangan dibahas lagi ya, udah aku lupain kok. Aku aja yang terlalu sensitif maaf" senyum mengembang diakhir kalimatnya.

Sean memeluk Jake tanpa ijin dan mengusap belakang punggungnya, seperti kebiasannya. Jake hanya diam dan menerima semua ucapan lembut itu.

"Aku pengen kayak gini terus, bisa peluk kamu tiap hari. Aku kangen banget, maaf" Sean meletakkan dagunya diatas pundak Jake lalu memejam sebentar menikmati setiap momen.

Jake yang terbawa suasana pun membalas pelukan itu. Ia kecup pipi kanan Sean lalu kembali mengeratkan pelukannya membuat Sean tersenyum.

"Maafin ya kalo aku suka keluyuran sama Haidar"
Jake akhirnya menyesali perbuatannya.

"Nggak apa-apa, kamu nggak salah kok aku aja yang berlebihan. M-makasih ciuman nya"

"Dasar!"

"Kamu tau nggak? Kalo aku lagi peluk kamu tuh stres sama capeknya langsung ilang yang nggak bohong deh" ucap Sean yang langsung diketawai Jake.

"Serius yang, makanya aku betah kalo dideket kamu terus. Kalo bisa ayo serumah aja lah, capek kalo jauh-jauhkan gini"

"Nanti yang ada kamu ciumin aku terus, terus aku nggak diijin kemana-mana"

Listen To Me || SUNGJAKE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang