70. Kepemilikan

262 22 6
                                    

Bahkan sudah semingguan ini tidak ada kabar dari Sean. Entah sekedar berkirim pesan atau mengirimkan makanan kesukaannya. Jake menghela nafas melempar ponselnya asal.

Ia peluk guling itu dengan sangat erat membayangkan jika itu adalah Sean. Matanya terpejam, air matanya seketika turun membasahi kedua pipinya.

"Kangen" rengeknya.

Beberapa detik kemudian ia mengurai pelukannya. Kepalanya sedikit terdongak untuk menatap guling kesayangannya itu yang sudah ia tinggal beberapa bulan mungkin?

"Sean kamu gak suka sama cewe kan? Iya kan?" Monolognya.

Tangan itu meremat untuk melampiaskan rasa sakitnya.

"Sean gak suka sama Disha kan? Iya kan Sean?"
Ia guncangkan guling itu dengan kasar untuk meminta jawaban.

"Kamu sayang aku kan, cuma sayang aku kan? Sean suka Jake kan? Gak mungkin Sean suka sama cewe kan?" Racaunya.

"Kamu kalo suka sama cewe bilang ya? Biar aku gak terlalu sakit kayak gini. Biar kita gak terlalu jauh buat tenggelam" Jake tersenyum pilu menatap guling itu.

Kenapa suara tawa Sean dicafe itu membuatnya sakit dan terus terlintas dipikirannya. Sean begitu ceria didepan Disha, membuatnya yakin kalau sebenarnya Sean masih normal.

Ia raih kembali ponselnya itu, melihat notifikasi yang sama sekali tidak ada nama Sean disana. Ia kembali meletakkan ponselnya. Menghela nafas pasrah.

"Kamu gak lupa kan sama souffle pancake kesukaanku?" Monolognya lagi sebelum akhirnya ia beranjak dari ranjang.

• LTM •

Walaupun belum tahu ceritanya secara detail dan kebenarannya, Sean nekat menemui Jonathan. Yang terpenting adalah menjauhkan Jake dari orang biadab sepertinya.

Pacar mana yang terima jika miliknya dirusak oleh orang lain?

"Kenapa? Kayaknya punya masalah sama gue?" Jonathan menekan ujung rokoknya ke tembok untuk mematikkannya.

Sean diam, menatap sengit penuh kesakitan. Berjalan dengan santai mendekati Jonathan yang masih sibuk dengan gitarnya.

Bughh

Kepalanya tertoleh ke kanan setelah mendapat bogeman secara mendadak. Jonathan tersenyum miring melihat apa yang baru saja terjadi padanya.

"Mau adu otot ya?" Jonathan melepas jaket kulitnya dan melemparnya asal.

Sean yang tidak punya persiapan apapun itu siap menghajar habis habisan orang didepannya itu. Bahkan Sean tidak tahu siapa yang akan dilawannya.

Tiga langkah besar dan cepat itu berhasil membuat tubuh kurus itu jatuh ke tanah. Jonathan menarik kerah mikik Sean dengan paksa sebelum akhirnya memukuli kedua rahangnya.

Tangan Sean mencekal kedua pergelangan tangan Jonathan berusaha untuk melepas diri. Namun nihil, tenaga Jonathan lebih kuat. Dengan segala tenaga yang masih ada Sean mendorong tubuh itu hingga merubah posisinya.

Bugh bugh

"Berhenti gangguin Jake, brengsek!" Teriak Sean tepat diwajah Jonathan.

Yang dipukuli justru tertawa seperti merendahkan. Jadi ia datang hanya untuk ini? Membuat Jonathan merasa geli.

"Gue gak mau gimana dong?" Ejeknya.

Listen To Me || SUNGJAKE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang