"Aku bersihin badan dulu, kalo lama tinggal tidur aja nggak apa-apa" ucapnya.
Baru kali ini Jake merasa Sean membiarkannya menunggu, padahal dulu Sean selalu mengutamakan Jake dari hal apapun. Jake hanya mengangguk untuk menjawabnya. Bekas air matanya pun masih terlihat.
Sean langsung ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Selesai mandi ia langsung ke dapur membuatkan susu hangat untuk Jake.
"Di minum dulu biar anget" perintah Sean yang langsung Jake turuti.
Tak ingin berlamaan karena sudah tak betah dengan kondisi ini. Jake langsung memulai pembicaraannya.
"Sean ayo perbaiki hubungan kita" Jake memberanikan dirinya dan membuang ego nya. Mungkin untuk kali ini hal yang harus ia dapatkan adalah hubungan mereka yang membaik.
"Emang hubungannya rusak?" Sean bukan bercanda. Ia merasa geli mendengar ucapan itu.
"Kamu nggak sadar? Kita udah seasing ini Sean" Ucap Jake selembut-lembutnya.
"Kita kan udah putus jadi apa yang harus diperbaiki?" Jawabnya santai. Bukankah benar apa yang dikatakan Sean? Setelah sekian lama ini baru kali ini Jake mengajaknya untuk memperbaiki.
Jake membuka matanya lebar-lebar mendengar penyataan itu. Ia menggeleng kuat menolak.
"Enggak siapa yang putus, nggak ada Sean" Jake masih menggeleng. Jake tidak pernah mengatakan kalimat itu. Tidak mungkin dirinya lupa.
"Selama itu kamu nggak bales ataupun ngerespon aku, jadi nggak salah kan kalo aku bilang kita udah putus?" Sean menjelaskan dengan nada rendah.
"Aku nggak pernah bilang kita udahan Sean, aku bahkan nggak mau kalo kita putus. Aku ngediemin kamu biar emosiku nggak kemana-mana, aku nggak mau nyakitin kamu" Jake kembali menangis.
"Lebih baik kamu marahin aku daripada kamu harus diemin aku tanpa sebab"
"Aku juga nggak mau kita kayak gini, Jake. Tapi aku nggak bisa apa-apa karena semua keputusan ada di kamu" tambahnya dengan suara sedikit bergetar.
Hatinya seperti disayat pisau yang tajam ketika Sean mengubah nama panggilannya.
"Keputusan aku, aku nggak mau kita putus" Jake kekeh ingin mempertahankan.
"Siapa yang nggak anggap kita putus waktu kamu nggak bales chat aku berbulan-bulan dan kamu malah milih Haidar. Aku udah relain harga diri aku diinjek-injek sama kamu, aku udah ikhlasin kalo kamu lebih ngutamain Haidar daripada aku, aku selalu nurutin kalo kamu emang pengen hubungan kita itu privat. Aku nggak bisa ngelawan ataupun maksa semua orang biar kamu sama aku. Disini aku nggak punya apa-apa. Bahkan orang yang liat pun tahu kalo kamu sama Haidar deket atau mungkin mereka anggapnya kalian pacaran. Aku cuma bisa diem saat orang lain dukung kalian berdua. Mau semaksa apapun aku ngakuin kalo kamu itu pacar aku, mereka lebih percaya kalo yang jadi pacar kamu itu si Haidar" Sean menjelaskan dengan nada sedikit tegas.
"T-tapi"
"Aku rela harga diriku diinjek-injek biar aku bisa pertahanin hubungan kita. Tapi apa? Kamu lebih milih Haidar. Aku nyerah kalo itu" Sean menunduk, tersenyum melihat dirinya semenyedihkan itu.
Jake menangis dan hanya bisa meminta maaf. Ia memeluk tubuh Sean seerat mungkin. Sesakit itu ucapan Sean.
"Sean maaf, aku nggak peka soal itu. Aku janji aku bakal lebih ngutamain kamu. Ayo kita perbaiki semuanya, aku bakal bilang ke orang-orang kalo kamu itu pacar aku" Jake menangis di depan dada Sean. Kaos Sean menjadi kusut karena Jake memeluknya terlalu erat.
"Ayo baikan, ayo baikan, ayo baikan Sean" racau Jake.
"Aku pengen kita baikan, maafin aku Sean. Aku janji bakal lebih utamain kamu. Aku bakal jauhin Haidar bahkan aku mau jauhin semua orang. Asal kita sama-sama lagi" tangisannya tak karuan. Jake terus menarik-narik kaos Sean berharap Sean mau memaafkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/343566905-288-k479765.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Listen To Me || SUNGJAKE [END]
Hayran KurguPlease jangan salah lapak #bxb "Mau semaksa apapun aku ngakuin kalo kamu itu pacar aku, mereka lebih percaya kalo yang jadi pacar kamu itu si Haidar" Sean menjelaskan dengan nada sedikit tegas. #1 jakehoon (1-2-2024)