53. Hanya Pemanis?

279 27 5
                                    

xxx

| 📍
| 9 cat abu
| sen tolonhg
| cept simi
| "Jo Lepas"
| tolonhhg tkuttt

Suara berisik notifikasi dari ponsel Haruto membuatnya harus meletakkan nampan dan mengambil ponselnya pada saku celana.

Haruto menyipitkan kedua matanya berusaha memahami isi pesan yang berantakan itu, terlebih ini nomor tak dikenal.

"Suaranya mirip pacar Sean?" Tebaknya.

Sean yang baru saja datang dan sudah rapi dengan apron coklatnya. Membaca pesanan dibeberapa kertas.

"Sean" panggil Haruto.

Sean menoleh meletakkan kertas kertas pesanan itu lalu berjalan mendekat.

"Hm?"

"Liat deh ini pacar lo bukan? Suaranya mirip terus juga dia bilang Sen mungkin Sean tapi typo gitu?" Haruto memberikan ponselnya agar Sean bisa leluasa melihat.

"Iya Jake, bentar ini tempat apa?" Sean kerasa janggal dengan pesan pesan ini.

"Gak tau coba pencet"

"Ck, aky ijin boleh gak? Gak rame kan cafenya janji sekali ini doang" panik Sean tiba tiba.

"Lo udah sering ijin anjir gak takut apa sama mas Daniel?" Haruto jelas tak setuju karena dalam beberapa minggu ini Sean sering telat atau ijin.

"Ruto, Jake butuh aku. Aku janji bakal balik cepet nanti biar aku urus closingan dan lainnya" Sampai Sean meraih kedua tangan Haruto untuk meyakinkan.

Sean menatap penuh harap membuat Haruto mau tak mau membiarkannya pergi. Walaupun kesal sering ditinggal yang berakhir rugi tenaga.

"Yaudah minggat sono" usirnya mendorong punggung Sean.

"Aku janji bakal kesini lagi, kamu gak usah ngurus closingan biar aku aja. Kebetulan tempatnya gak jauh dari sini" ucap Sean menjelaskan yang tak didengarkan oleh Haruto.

"Ruto kirim aku lokasinya!" Teriaknya sambil perlahan menghilang.

Ternyata rasa sakit yang berulang ulang kali tak membuatnya hilang kepedulian kepada Jake. Sean sangat kecewa karena usahanya selalu dianggap remeh oleh Jake. 

Sean memaklumi karena ia menganggap dirinya tak sempurna dan mungkin tak cocok dengan Jake. Jadi jika pilihannya adalah orang lain, Sean akan menerimanya.

Cukup sekali lihat dan Sean tau posisinya. Ia mengamati setiap rumah rumah yang masing masing memiliki nomor. Dan yang dicari ternyata sudah didepannya, tunggu pintu itu tidak tertutup rapat.

Sean mendekatkan telinganya mencoba menangkap suara apapun itu untuk memastikan. Kondisi rumah sepi membuat Sean berani masuk ke dalam.

"Dimana Jake?" Batinnya bertanya.

Ia berjalan perlahan dan hati hati mencari apapun itu yang mungkin jadi petunjuknya. Berkali kali ia memastikan lokasinya saat ini sama dengan yang Haruto kirimkan.

"Bener kok disini, tapi sepi"

Hingga terdengar suara berat dan sedikit mengancam membuat Sean langsung berlari kearahnya. Sean mendorong pintu berbahan kayu itu dan menemukan sesuatu yang mengejutkan.

Listen To Me || SUNGJAKE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang