29. Dibawah Sinar Rembulan

263 23 10
                                    

Ini pertama kalinya semua orang berkumpul membentuk lingkaran yang mengelilingi api unggun. Jinan, Jeriko, Nathan, Haidar, Sabian, Jake dan Sean itu urutan duduk mereka. Hanya beralaskan kain tipis milik Jinan mereka duduk dengan nyaman.

Jeriko mengambil alih gitar kesayangannya dan mengundang seluruh atensi yang disana. Jinan menyandarkan kepalanya dipundak kokoh milik pacarnya itu yang sedang memetik gitar. Semua orang

Jeriko menghentikan jarinya menahan suara, ia mengedarkan pandangannya dan bertanya siapa yang akan menjadi partner mainnya.

"Yang mau nyumbang suara sabi" ucap Jeriko diselingi senyum manisnya.

Semua orang mendadak diam, menyembunyikan badannya.

"Serius nggak ada? Berarti gue genjreng sampe jam 12 sendirian?"

Sabian ingin mengangkat tangannya namun dirinya masih ragu-ragu. Ia hanya bisa tersenyum sembari melihat siapa yang akan menyanyi setelah ini.

Haidar menegakkan tubuhnya, berdehem untuk mengetes suaranya.

"Gue aja, sekalian ajang pamer bakat" sombongnya yang langsung dipukul Nathan.

"Anjing lo" umpat Nathan sebelum akhirnya menghening.

Semua orang tersenyum menyambut idol Haidar yang dengan sukarela menyumbangkan suaranya untuk mengisi kekosongan malam yang begitu dingin. Sabian tersenyum dengan tangannya masih membawa secangkir kopi hangat, Jake dan Sean yang masih kaku diantaranya, Nathan yang sedari tadi sibuk dengan ikan bakarnya, dan Jinan yang masih setia bertengker dipundak Jeriko.

"Sunday mornings were your favorite"

Tepukan demi tepukan untuk lagu yang Haidar bawakan. Semua orang mendengarkan dengan seksama. Jeriko menyesuaikan petikkannya mengikuti suara Haidar.

Haidar tersenyum miring sebelum melanjutkan,

"I used to meet you down on Woods Creek Road
You did your hair up like you were famous
Even though it's only church where we were goin' "

Kini tatapannya penuh mengarah ke Sean yang masih menunduk. Bukannya tidak suka, namun melihat kejadian setelah pulang mencari kayu bakar itu membuat dirinya memilih diam dan menghindari kontak mata dengan kedua orang itu.

"Now, Sunday mornings, I just sleep in
It's like I buried my faith with you
I'm screamin' at a God I don't know if I believe in
'Cause I don't know what else I can do

I'm still holdin' on to everything that's dead and gone
I don't wanna say goodbye, 'cause this one means forever
And now you're in the stars and six-feet's never felt so far
Here I am alone between the heavens and the embers"

Semua kepala mendayu menyamakan melodi nyanyian Haidar. Baru kali ini bisa merasakan semua berkumpul menjadi satu setelah sebelumnya penuh dengan kebencian.

Haidar, perasaannya mulai menghangat kala melihat Sean mau menatap wajahnya dan mendengarkan nyanyiannya.

"Oh, it hurts so hard
For a million different reasons
You took the best of my heart
And left the rest in pieces"

Haidar mengakhirinya dengan malu-malu, ia langsung bersembunyi dibalik punggung Nathan. Dan Sabian yang pertama kalinya memberi tepukan tangan dan dilanjut semua orang.

"Gila baru kali ini gue denger lo jadi biduan" Nathan mengapresiasi nyanyian Haidar.

"Bangsat" umpatnya.

Listen To Me || SUNGJAKE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang