"Jangan diulangi lagi, kalo ada apa apa bilang" Jake menyisir surai hitam lelaki yang tengah memeluknya dengan sangat erat.
Sean mengangguk lemah menuruti apapun itu.
"Sekarang aku tanya, kamu kenapa?" Lembut namun sedikit tegas.
"Aku gak tau" kalimatnya terdengar pelan dan takut.
"Sean aku serius, kamu kenapa?" Kali ini Jake menatap netranya begitu dalam.
Hanya jawaban yang ingin ia dengar saja tanpa basa basi lain. Jake tahu Sean menyembunyikan sesuatu.
Yang ditatap justru ingin menangis, "aku capek, pengen peluk" Sean kembali mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya didada si kecil.
Jake ingin marah tapi tak tega, ia membalas pelukan itu sambil mengusap usap punggungnya. Mengendus lalu mencium surainya layaknya seorang ibu kepada anaknya.
"Maaf, tapi sebenarnya kamu kenapa bisa gini? Sean gak biasanya sakit sakitan kan?" Jake lebih merendahkan nada bicaranya.
"Kepalanya pusing banget" rengeknya.
"Minum obat ya?"
"Gak mau pait"
"Minum obat ya?" Ulangnya.
"Pait yang"
"Oke minum" Jake mengurai pelukannya dan bangkit namun tangannya ditahan oleh Sean.
"Jangan pergi"
"Apa?" Jake membalikkan badannya.
"Jangan pergi— lama lama" kalimatnya menggantung.
"Aku cuma bikin sup jagung"
"Buat apa?" Dengan wajah polosnya.
"Emangnya minum obat gak makan dulu?"
"Gak tau"
"Ck"
Ini sudah jam satu dini hari dan Jake abai soal itu. Kemudian Jake berlalu begitu saja meninggalkan Sean dikamar. Semua bahan ia satukan dengan resep ala kadarnya. Jake pernah membuat ini jadi ia sedikit percaya diri dengan masakannya.
Beberapa menit berlalu dan sup jagung sudah siap. Jake membawa sup jagung itu dan obat ditangan kirinya. Tak lupa ia mengambil segelas air putih.
Jake membantu Sean untuk duduk bersandar dikepala ranjang. Sean tak ingin melepaskan balutan selimut tebal itu. Membuat Jake sedikit kesulitan untuk menyuapinya.
"Tadi belom makan kan?" Tanya Jake sambil membenarkan posisi ternyamannya.
"Belom hehe"
"Terakhir kapan?" Sambil melayangkan suapan pertama.
"Tadi sama kamu"
Jake menghela nafas lelah mendengarnya. Dari dulu Sean selalu susah jika disuruh makan tepat waktu. Itu yang membuatnya jengkel.
"Udah dibilang kalo gak ada nasi atau lauk bilang. Dirumah banyak daripada gak kemakan. Kamu tuh susah banget kalo dibilangin. Masak di cafe aja bisa masak dirumah sendiri gak bisa. Kalo gak ada bahan bilang biar aku yang bawain atau mau nyari bareng. Kamu itu butuh makan bukan makanan yang butuh kamu" ceramahnya membuat Sean terdiam seribu bahasa.
Benar apa yang dikatakannya, dan Sean tidak marah. Yang jadi permasalahannya itu hanya soal waktu dan uang.
"Maaf" yang bisa keluar dari mulut Sean.
"Ck, pasti kamu sakit sakitan gara gara kamu kecapean kan?!" Sekarang Jake tahu alasannya.
Bahkan yang menjalani hanya diam menatap kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Listen To Me || SUNGJAKE [END]
Fiksi PenggemarPlease jangan salah lapak #bxb "Mau semaksa apapun aku ngakuin kalo kamu itu pacar aku, mereka lebih percaya kalo yang jadi pacar kamu itu si Haidar" Sean menjelaskan dengan nada sedikit tegas. #1 jakehoon (1-2-2024)