ADK 47

3K 187 3
                                    


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

(اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ  وَعَلٰى اٰلِ مُحَمَّدٍ)

Setelah sholawat baca istigfar dulu ya guys...
Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah,

jangan lupa pencet bintang yang dipojok yuk guys sebelum baca

Tandai typo

Happy Reading


🌼🌼🌼

Setelah membaca catatan abqary. Alya menatap abqary tidak menyangka. Ternyata ia pernah bertemu abqary tapi kenapa Alya tidak mengingat nya.

"Nama awal yang di berikan kedua orang tuamu. Alya Nur Yansa Aufa,"

"Tanggal lahirmu sama seperti saya,"

"Tempat lahir kamu bukan di Bogor tapi di jakarta. Kalau rumah sakitnya, saya kurang tahu, waktu itu saya tidak ikut saat Tante Annisa melahirkan mu,"

Abqary menangkup kedua pipi Alya,"Perempuan yang selama ini saya cari adalah kamu,"katanya.

Alya terbengong sebentar. Menyakinkan dirinya agar ia tidak sedang bermimpi. Ia pernah bertemu abqary sebelumnya? Dam perempuan yang membuat ia overthinking saat dirinya membaca catatan abqary adalah dirinya sendiri.

Alya meletakan buku abqary, ia teringat dengan sesuatu. lalu, beranjak berdiri berlari ke kamar di ikuti abqary.

Abqary menatap bingung saat Alya membuka lemari bahkan mengobrak-abrik lemari karena terlalu ingin menemukan sesuatu.

"Kamu mencari apa ?"tanya abqary tapi di hiraukan oleh Alya.

"Cari apa dek ?"tanya Abqary lagi namun lagi-lagi di hiraukan. Dan tak sadar memanggil Alya dengan sebutan 'dek'

"Ini dia"ucap Alya menemukan photocard yang terselip di sela-sela baju.

"Ini foto waktu kecil Lo ?"Alya memperlihatkan photo card itu dan menunjuk anak lelaki yang mungkin masih berumur hampir tiga tahun.

"Iya."abqary mengangguk pelan.

"Jadi anak laki-laki yang memangku gue itu Lo,"ucap Alya tertawa renyah. Sementara Abqary mengusap tengkuknya, malu.

Di photocard. Terdapat sembilan orang. Alya, abqary, paman abqary yang masih kecil bahkan Alya terhitung masih berumur lima bulan. Orang tua abqary dan Alya lalu sahabat orang tua abqary dan Alya.

"Kamu dapat foto nya dari mana ?"tanya abqary.

"Gue menemukan di kamar bunda ayah. Waktu gue tanya ini siapa. nenek bilang Lo itu udah bagaikan Kaka di gue. Bahkan kata nenek, ayah sama bunda selalu menyuruh gue panggil Lo Kaka. Ya walaupun kata nenek waktu itu gue belum bisa ngomong dengan jelas tapi nantinya agar terbiasa manggil Lo Kaka,"jawab Alya.

Abqary mengangguk dan sedikit terkekeh. Dirinya sedikit teringat tentang waktu pertama kali ia bertemu Alya.

Sepasang suami-isteri bersama anak perempuannya yang berada di gendongan istri baru saja menginjakkan kakinya di teras depan rumah minimalis.

"Tante !!"pekik anak laki-laki di ambang pintu.

"Masa gue nggak di ikut di panggil !"keluh Rayyan—ayah batita perempuan itu. Sementara Annisa—bunda batita perempuan itu terkekeh mendengar keluhan suaminya.

Alya dan Kehidupannya ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang