ADK 72

1.6K 145 8
                                    


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

(اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ مُحَمَّدٍ)

Setelah sholawat baca istigfar dulu ya guys...
Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah,

jangan lupa pencet bintang yang dipojok yuk guys sebelum baca

Udah di baca belum Al-Qur'an nya? Jangan sampai baca ini tapi belum di baca Al-Qur'an yaaa.

Tandai typo

Mohon maaf bila tidak dapat feel nya

Happy Reading

🌼🌼🌼

Zafran menyemangati dirinya seraya menutup pintu rumahnya. Tiga hari, zafran menginap di rumahnya sendiri. Ia senang, akhirnya setelah satu pekan hampir berhasil mengumpulkan bukti penggelapan dana yang dilakukan papahnya.

"Zaf !"

Zafran menoleh ke samping dan melihat dua orang yang ia kenal. Zafran berniat ingin mengembangkan senyum nya melihat salah satu di antara dua orang itu. Karena sudah lama tidak bertemu. namun niat itu ia urungkan.

"Lo dua pekan lalu kemana ? Kita ada berkumpul Loh di rumah farqi,"ucap Fahri datang bersama Raffa.

"Enggak kemana-mana,"ucap zafran datar.

Fahri bingung dengan nada bicara zafran. Namun, ia berpikir mungkin zafran sedang kecapean.

"Padahal seru zaf ! Anak ghazy banyak kumpul,"ucap Fahri antusias.

"Oh"

Fahri menghela napas, sementara Raffa berdecak melihat reaksi zafran.

"Lo kenapa, Kayak nggak suka gitu ketemu gue ?"zafran mengedikkan bahunya.

"Lo ke perusahaan farqi kan ? Kita bareng yuk !"ajak Fahri.

Zafran menahan dirinya agar tidak luluh. Ia tidak boleh terlihat akrab dengan mereka. Agar mereka percaya jika ia berkhianat. entah apa yang papahnya inginkan. Padahal ia sudah ingin bekerjasama dengannya, namun papahnya justru juga melarang dirinya berteman kembali dengan sahabat-sahabatnya. Walaupun papahnya tidak bersamanya, tapi zafran yakin papahnya memata-matai nya.

"Gue enggak ke sana. Gue ke perusahaan lain, gue enggak kerja sama lagi dengan farqi,"ucap zafran membuat Fahri terperangah.

"Lo ada masalah sama farqi ?!"

"Ck, teman Lo itu aja yang berkhianat dari farqi. Padahal kurang baik apalah farqi sama dia, tapi diam-diam justru berkhianat,"celutuk Raffa membuat Fahri menatap zafran.

"Bener apa yang di katakan Raffa, zaf ?"

"Dia mana mungkin mau buka suara. Kalau gue jadi dia, pasti malu,"ucap Raffa terkekeh culas.

Zafran tidak menjawab, ia berjalan menuju mobil dan pergi dari sana. Cukup sakit mendengar perkataan Raffa. Tapi bukankah seharusnya ia senang? Tandanya Raffa percaya jika ia berkhianat.

Alya dan Kehidupannya ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang