Lyora melangkahkan kakinya memasuki mall, dia celingak-celinguk mencari sesuatu. 'Aman, sepertinya protagonis prianya belum dateng. Gue bisa berpura-pura lagi beli sesuatu dan ga sengaja nemu kalungnya lalu ga sengaja berpapasan sama dia, rencana yang keren. Lyora! Gue bangga ama lo.'
"Padahal kan itu rencana saya."
'Sistem 010 jadi pesimis ya.'
"Haih, terserah Anda saja."
Lyora tersenyum, dia berjalan dan menaiki eskalator untuk ke lantai dua.
Sesampainya di sana, Lyora langsung menuju salah satu toko dan melihat-lihat.
'Enaknya beli apa ya? Kalau buat Lyora kayaknya cocoknya gaun yang imut-imut deh, meskipun sebenernya bukan selera gue sih.' Lyora berjalan sembari menatap sekitaran, dia mengambil beberapa pakaian dan berjalan ke ruang ganti.
Lyora mencoba satu-persatu pakaian yang diambilnya, setelah selesai. Dia keluar sembari membawa semua pakaian itu menuju meja kasir.
'Udah gue duga, body Lyora itu ga pernah ngecewain! Cocok sama baju apapun apalagi baju-baju yang imut.' Lyora berhenti di depan meja kasir dan meletakkan semua pakaian yang diambilnya. "Tolong dihitung ya, Kak," katanya dengan senyuman manis.
Sesaat, si mbak kasir terbuai dengan keimutan Lyora. Namun, dengan cepat dia kembali mengendalikan dirinya dan mulai memasukkan pakaian yang dibeli Lyora ke dalam paper bag.
"Silahkan, Nona. Totalnya 21 juta."
Lyora mengeluarkan black card miliknya, dia kemudian menyerahkannya pada mbak-mbak kasir.
Setelah digesek dan memasukkan sandi, mbak kasir mengerahkan kembali black card beserta paper bag.
"Terima kasih, kak," Lyora kembali tersenyum.
"Silahkan mampir lagi lain kali," ucap mbak kasir saat melihat Lyora berjalan keluar.
'Gila.' Lyora bergidik ngeri. 'Ini baju apa rumah yak?? Mahal bener, moga uang di black card yang dikasih kakek kagak abis.'
Lyora kembali menikmati jalan-jalannya sesekali memasuki toko untuk membeli beberapa barang, hingga. Sepatunya tanpa sengaja menginjak sesuatu.
Saat Lyora menunduk dan melangkah mundur, dapat dia lihat sebuah kalung dengan liontin yang berbentuk seperti kristal namun terbuat dari logam.
Lyora berjongkok dan mengambil kalung itu, dia kembali berdiri sembari menatap lekat. 'Kalung ini kan …' Lyora celingak-celinguk, dia memasukkan kalung itu ke dalam tasnya dan berjalan pergi. 'Kalung milik Protagonis Pria ketiga, namanya …'
"Adelar Devano Harchie."
'Ah, benar! Adelar!' Lyora berhenti di depan sebuah toko makanan, dia menatap berbinar makanan yang berjejeran di balik kaca. "Kak, tolong beri aku sekotak donat berbeda rasa. Sekotak Sakura Cake, dan sekotak cupcake rasa cokelat!"
"Tentu, Nona!" Pemilik toko dengan sigap memasukkan donat berbagai jenis ke dalam kotak dan ditutup, dia melakukan hal yang sama pada pesanan Lyora yang lain sebelum memasukkannya ke dalam paper bag. "Silahkan, khusus untuk Nona hanya 300 ribu."
Lyora merogoh tasnya, dia memberikan tiga uang merah. "Terima kasih kak." Lyora berjalan pergi dengan kedua tangan menenteng banyak paper bag. 'Kue cokelat, sakura cake. Donat, lalalala,' batinnya dengan hati yang riang gembira.
'Fyuh, kukira dia sadar aku mengikutinya.'
'Untunglah, kukira aku ketahuan memata-matainya.'
KAMU SEDANG MEMBACA
NalendLyora [Transmigrasi]
Teen FictionRasya Olivia Abraham, gadis yang terpaksa meregang nyawa karena terpeleset. Di kehidupan pertama, Rasya harus jauh-jauh dari rumah agar tidak bertemu kakak yang menyayanginya dalam arti kata lain. Di dunia kedua, bukannya menjalani kehidupan yang te...