"Kenapa …"
"Eh?"
"Kenapa, kenapa kakak ada di sini?!" Gadis dengan air mata yang mengaliri pipinya menatap dengan marah dan tangan yang terkepal.
"Siapa. Kau siapa?"
"Tidak, kakak seharusnya tidak ada di sini! Pergi, cepat pergi atau semuanya akan terlambat!!"
"Terlambat? Terlambat kenapa? Aku harus pergi kemana? Kenapa kamu mengusirku?"
"Karena … karena kakak, kakak masih dibutuhkan!!"
🌺🌺
"Alyssa …"
"Ada apa? Apa kamu juga ingin bernasib sama seperti Naria?" Alyssa tersenyum simpul, dia menggerakkan tangannya dan melukis di udara. "Kira-kira, hukuman apa yang cocok untuk seorang pengkhianat … ya?"
"Kenapa kamu melakukan semua ini." Bastian menundukkan kepalanya.
"Melakukan? Memangnya aku melakukan apa?" Alyssa menatap dengan eskpresi polos.
"Ini bukan dirimu, Alyssa. Kamu, tidak pernah sekejam ini."
"Benar ya, ini memang bukan diriku." Alyssa menunduk dan menatap kedua telapak tangannya. "Aku sendiri tidak percaya kalau orang yang berdiri di hadapanku saat ini adalah aku." Dia tersenyum kecut. "Bastian. Kamu mengenalku sejak kecil, kita berteman bahkan saat masih bayi. Aku selalu berpikir bahwa dunia sangat indah dan baik, tapi semuanya berubah. Berubah saat tunanganku mengkhianatiku, saat keluargaku berusaha membunuhku. Dan satu-satunya orang yang kupercaya … hanya kamu." Alyssa mendongakkan kepalanya, dia menatap Bastian dengan tatapan sendu. "Tapi kamu bahkan, bekerja sama dengan Camilla untuk menghancurkan hidupku … membunuhku, bahkan menyewa orang lain untuk melecehkanku."
"Alyssa, aku tidak pernah … ini semua adalah rencana—"
"Benar, ini rencana Camilla." Alyssa mengepalkan tangannya. "Tapi kamu yang bahkan mengetahui kebenaran ini justru hanya diam, diam dan tidak melakukan apa-apa. Jika seandainya aku benar-benar tidak bisa melihat masa depan, mungkinkah aku akan hancur saat itu? Mungkinkah aku memilih bunuh diri karena dilecehkan?? Kamu tidak pernah kan, berusaha untuk memahami ataupun mengerti perasaanku … sekali saja."
"Alyssa, aku sungguh-sungguh tidak tahu jika Camilla sekejam itu!"
🌺🌺
"Dokter, bagaimana keadaan Lyora?"
"Keadaannya saat ini sangat kritis, dia kehilangan banyak darah dan masih berada dalam koma. Meskipun sudah terlewat dari bahaya, namun sepertinya … gadis itu tidak punya semangat untuk hidup."
🌺🌺
"Siapa … kamu?"
"Kenapa masih bertanya? Bukankah kakak sudah lama mengenalku, Lyora Gabriella Alexandra."
"Lyora? Siapa? Aku, tidak ingat sama sekali."
Lyora tersenyum kecut. "Kenapa kakak masih di sini? Masih ada yang menunggu kakak kembali, tidak seperti aku yang … sudah dilupakan."
"Memangnya, siapa yang mau menungguku? Apa keluargaku yang sudah tiada, atau kakakku yang berengsek itu? Siapa yang kamu maksud?"
"Ada, ada satu orang lagi. Orang yang menurut kakak paling spesial dan tidak bisa kakak lupakan."
Gadis berambut ikal yang berdiri di depan Lyora menatap tanpa eskpresi, bola mata cokelatnya tampak penuh dengan rasa penasaran. "Siapa, yang kamu maksud?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NalendLyora [Transmigrasi]
Teen FictionRasya Olivia Abraham, gadis yang terpaksa meregang nyawa karena terpeleset. Di kehidupan pertama, Rasya harus jauh-jauh dari rumah agar tidak bertemu kakak yang menyayanginya dalam arti kata lain. Di dunia kedua, bukannya menjalani kehidupan yang te...