"Apa Gabriella sudah ketemu?"
"Belum! Gue udah cari keseluruh Kota tapi ga ketemu, anggota yang lain juga belum ada kabar."
"Gabriella, gue harap lo baik-baik aja."
🌺🌺
"Kenapa? Kau tidak suka?" tanya Rayheen dengan eskpresi kebingungan, di tangannya ada sepotong roti.
"Ah, su-suka kok!" Lyora tersenyum paksa, dia mengigit roti di tangannya dan menelannya. 'Gimana caranya kabur dari Antagonis gila ini?! Sistem juga ga ada pas aku butuh! Sistem macam apa itu?!'
"Eliza," panggil Reyheen pelan.
Lyora seketika menoleh ke arahnya. "A-kenapa?" tanyanya gugup.
Reyheen tak menjawab, dia hanya menundukkan kepalanya sembari menatap roti di tangannya. "Aku …" Rayheen mendongak dan menatap Lyora, dia tersenyum manis. "Aku menyukaimu."
"Eh? Ah, aku juga suka kau." Lyora balas tersenyum manis. 'Kau ini bilang apasih Lyora! Huhu …'
"Kalau begitu-"
"Tuan Rayheen!"
Panggilan disertai gebrakan pintu mengangetkan Lyora.
Rayheen mengubah eskpresi wajahnya jadi datar, dia membuang roti di tangannya dan berdiri.
Lyora yang melihat hal itu meletakkan rotinya dan ikut berdiri, menyusul Rayheen yang berjalan ke arah seorang penyihir berjubah putih.
"Apa?" tanya Rayheen dengan eskpresi dingin, berbeda sekali saat berbicara dengan Lyora tadi.
"Itu, penyihir klan hitam menyerang kita!"
"Hah?? Memangnya kenapa??" tanya Rayheen sinis, dia bersedekap dada. "Kalian tidak bisa membereskannya sendiri?"
"I-itu …"
Rayheen berdecak, dia menoleh ke arah Lyora dengan eskpresi wajah yang langsung berubah 180°. "Eliza tunggu disini ya, aku akan segera membereskan masalahnya."
"Eh, o-oke."
Rayheen kembali menatap penyihir berjubah putih itu dengan eskpresi datar, dia berjalan keluar diikuti oleh penyihir itu. Setelahnya, pintu tertutup secara otomatis dan mengunci Lyora.
'Dasar bermuka dua!!' batin Lyora berteriak, dia menghela napas. Lyora menatap sekeliling. 'Bukan saatnya untuk terbawa emosi, Lyora. Kau harus segera keluar dari tempat ini!'
Tidak berselang lama, pintu dibuka dan membuat Lyora tersentak kaget. Dia menoleh ke arah pintu dan seketika mengerutkan keningnya.
"Bastian?"
🌺🌺
"Angkasa! Gimana?? Udah ketemu Gabriella nya??"
"Belum, Bang Altezza gimana??"
"Ga ada perubahan! Malahan makin menggila! Ka, cepet cari Gabriella! Gue takut njir kalau tiba-tiba Altezza lepas terus bunuh gue gimana??"
"Ga usah ngaco! Tetep jaga Abang gue atau lo bakal kena akibatnya!"
Telepon dimatikan secara sepihak, Lingga belum sempat mengumpati orang dibalik telepon. Dia menatap ngeri Altezza yang menatapnya tajam. "Sa-sabar ya, Al. Jangan lepas dulu," katanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NalendLyora [Transmigrasi]
Teen FictionRasya Olivia Abraham, gadis yang terpaksa meregang nyawa karena terpeleset. Di kehidupan pertama, Rasya harus jauh-jauh dari rumah agar tidak bertemu kakak yang menyayanginya dalam arti kata lain. Di dunia kedua, bukannya menjalani kehidupan yang te...