51. Penculikan?

229 7 0
                                    

"Begitu ya, apa itu sebabnya kamu mengajakku untuk bertemu?" Alyssa tersenyum simpul. "Aku pikir kamu mengajakku bertemu untuk membujukku melepaskan Camilla."

"Aku, aku tidak. Aku datang menemuimu karena baru saja merasakan perasaan yang familier," jelas Bastian ragu-ragu.

"Perasaan familier?" Alyssa menopang dagunya dan bersiap mendengarkan lanjutan dari kalimat Bastian.

"Ya, energi sihir yang samar." Bastian yang semula menunduk menatap tepat ke mata Alyssa. "Energi yang dimiliki keluarga kerajaan."

Alyssa tersenyum simpul, tidak ada keterkejutan sama sekali di wajahnya. "Benarkah? Itu keren jika masih ada yang selamat setelah kebakaran itu."

"Apa kamu yakin tidak melewatkan seorangpun?"

"Ya, aku membakar seluruh istana. Bahkan orang-orang di dalamnya." Alyssa memperbaiki posisi duduknya. "Tapi, aku memang menyisakan satu hal."

Melihat eskpresi Bastian, Alyssa tersenyum tipis. "Itu adalah makam adikku."

"Tunggu, apa??" Bastian menatap kaget. "Bukankah waktu itu Pangeran Illyas sudah—"

"Ya, dia dikremasi. Tapi aku tidak suka ada yang menyentuh atau menghancurkan tubuh adikku." Alyssa tersenyum lebar. "Jadi aku membuat semuanya saling membunuh."

🌺🌺

"Maaf, maaf. Maafkan aku sayang, Lily …" Tuan Kyler menundukkan kepalanya dengan suara tangis yang terdengar pilu.

"Ayah, apa Ayah menangis?"

Lyora menjauhkan handphone dari Tuan Kyler, dia menarik napas dalam-dalam sebelum membuangnya. "Lily, Ayah saat ini sedang sibuk. Apa kamu bisa berbicara dengannya lagi nanti?"

"Em, tapi … kakak siapa?"

"Kakak adalah teman Ayahmu, Kakak akan menghubungimu lagi saat Ayah selesai bekerja … oke?"

"Oke, Lily juga harus membersihkan rumah."

"Lily sangat pintar. Apa bisa berikan telepon ini sebentar pada Kakak di sampingmu?"

"Iya."

Lyora menatap ke luar jendela, mobil benar-benar berhenti tepat di samping jurang tinggi. "Ryan."

"Ya, Nona."

"Telpon Kenneth dan minta dia untuk memberitahu pada Nalendra kalau aku baik-baiknya saja."

"Kenapa tidak Nona saja yang menelponnya secara langsung?"

Lyora menopang dagunya. "Malas."

"Baik, saya akan …"

"Maaf, maafkan aku sayang … maafkan Ayah, Lily."

Lyora yang merasakan ada yang tidak beres membuka pintu, namun terlambat. Mobil sudah lebih dulu berjalan mundur dan jatuh dengan cepat ke dasar jurang. 'Ini bercanda kan!!'

🌺🌺

"Ssth …"

"Ada apa, Mom?"

"Ga tau, tiba-tiba aja gelas kacanya jatuh dan pecah."

"Tunggu disini." Kenneth berdiri dari duduknya. "Ken ambilin kotak obat dulu."

🌺🌺

Alyssa tiba-tiba saja berdiri dari duduknya.

Bastian yang semula makan dengan tenang pun menatap gadis itu bingung. "Ada apa?"

NalendLyora [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang