"Sebelum mempercayai seseorang, kau harus lebih dulu mempersiapkan hati untuk dikhianati."
—Neo Devandra Argantara—
"Saat kau siap untuk mencintai seseorang, maka siapkan juga dirimu jika dikhianati."
—Rasya Olivia Abraham—
🌺🌺
"Frey, kamu baik-baik saja??"
"Bastian …" Lyora yang semula menatap Bastian mengalihkan pandangannya, dia menatap langit-langit ruangan yang tampak begitu asing untuknya. "Gue bermimpi panjang, mimpi dimana gue ketemu orang yang paling gue sayangi dan hidup bahagia bersama."
Bastian terdiam saat mendengar penuturan lemah dari Lyora. "Lyora …? Atau, Gabriella?"
Lyora kembali menatap Bastian, dia tersenyum. "Lyora. Ternyata lo juga tau kalau gue bukan dari dunia ini."
"Ya, sejak awal gue tau. Karena yang narik jiwa lo ke dunia ini, adalah Kakak gue. Frey."
"Ah … Nona Yuri ya?" Lyora terkekeh kecil. "Jadi maksud lo, semua yang gue alami … jiwa gue yang tiba-tiba terlempar ke dunia novel, semuanya ulah Nona Yuri?"
Bastian terdiam sejenak, dia menatap serius Lyora sebelum mengangguk sekali. "Ya. Mulai dari lo masuk ke dunia yang lo anggap novel, sampai sistem yang ngebantu lo. Semuanya ada dalam rencana Frey."
Lyora meletakkan lengan kirinya di atas mata. "Hah … jadi selama ini, gue cuma dipermainin?" tanyanya bergumam, setetes air mata mengalir keluar. "Benar-benar ga berperasaan …!"
"Maaf." Bastian menundukkan kepalanya, dia tahu. Tidak ada gunanya meminta maaf pada sesuatu yang sudah terjadi, tapi Bastian juga baru mengetahuinya kemarin saat dirinya tidak sengaja menyadari kekuatan dari salah satu penyihir Merah -Sisi- di dalam tubuh Lyora.
"Ga, ini bukan kesalahan lo." Rasya bangun, dia menatap Bastian. "Lo ga salah apapun dalam hal ini, gue yang terlalu bodoh dan mudah ditipu sampai-sampai percaya yang namanya reinkarnasi ataupun transmigrasi. Gue begitu bodoh dan naif sampai ngira gue bisa ngubah takdir hidup gue dengan merubah sikap gue seperti dalam novel, gue … bener-bener naif ya?"
"Lyora—"
"Rasya, lo bisa panggil gue Rasya saat kita cuma berdua," sela Lyora dengan senyum simpul.
"Rasya … apa itu nama lo di dunia yang dulu?"
"Ya, nama yang … ga ada pernah gue lupain."
Bastian terdiam sejenak, dia menatap Lyora yang tatapannya terlihat sendu. 'Apa harus kuberitahu, percakapanku pada penyihir bocah itu? Tapi, apa Rasya bisa menerimanya jika kukatakan yang sebenarnya?? Kakak … kenapa kau harus berbuat seperti ini? Kau mengambil tiga jiwa dari dunia lain dan membuat mereka menjadi orang asing, apa itu adalah hiburan bagimu? Sama seperti Alyssa.'
"Bastian."
Bastian seketika tersadar dari lamunannya, dia menatap Lyora yang juga menatapnya dengan senyum teduh.
Lyora tersenyum manis. "Makasih udah ngasih tau gue kebenarannya."
Bastian mengepalkan tangannya, dia bener-bener bimbang. Apa dirinya harus memberitahu Lyora a.k Rasya semua yang dia ketahui, atau tetap menyembunyikannya sampai waktu yang tidak diketahui. 'Tapi, jika kusembunyikan. Lambat-laun Rasya tetap akan tau kebenarannya. Apa … kuberitahu saja dia?' Bastian menggertakkan giginya. 'Aku harus apa, Alyssa?'
KAMU SEDANG MEMBACA
NalendLyora [Transmigrasi]
Teen FictionRasya Olivia Abraham, gadis yang terpaksa meregang nyawa karena terpeleset. Di kehidupan pertama, Rasya harus jauh-jauh dari rumah agar tidak bertemu kakak yang menyayanginya dalam arti kata lain. Di dunia kedua, bukannya menjalani kehidupan yang te...