Bab 38. Klan Gwen

434 16 2
                                    

"Woah, apa ini??" tanya Lyora sembari menunjuk makanan di depannya.

"Ini itu namanya nasi." Lingga menunjuk nasi kuning yang dibelinya di jalan.

"Nasi?" Lyora menatap Lingga bingung.

"Nasi itu terbuat dari beras, beras itu terbuat dari padi."

Lyora menganggukkan kepalanya. "Lalu ini apa?"

"Kerupuk."

"Kerupuk? Kerupuk terbuat dari apa?"

"Kalau itu … tidak tahu."

Lyora menatap ke arah Bastian yang (terpaksa) duduk di sampingnya. "Hei, Bastian." Dia menarik pelan lengan baju Bastian hingga sang empu menoleh.

"Apa?" tanya Bastian dengan eskpresi masamnya.

"Kamu tidak mau makan?"

Bastian membuang muka. "Tidak mau."

"Kenapa? Apa kamu belum lapar?"

"Kau tidak perlu tahu!"

"Hum …" Lyora menatap nasi goreng di hadapannya. "Bastian pasti belum pernah memakan ini kan?"

"Hah?? Apa maksudmu? Makanan seperti ini biasa—"

Suara ledakan menyela ucapan Bastian, mereka saling menatap sejenak.

Berbeda dengan Lyora yang tiba-tiba berdiri dari duduknya, dia menyeringai. "Akhirnya mainanku datang."

"Apa maksudmu?"

Lyora menatap ke arah Bastian, dia tersenyum sumringah. "Tempat ini, akan dihancurkan!"

🌺🌺

"Yuri Frey Sherrard! Keluar kau bedebah!!"

"Keluar kau Yuri!!"

"Keluar!!"

"Hoam … apa kalian ini bodoh?" Lyora yang tengah bersandar di tembok menguap lebar.

"Apa maksudmu, hah?!"

"Siapa kau??"

"Kau tidak perlu ikut campur!"

"Tidak ikut campur?" Lyora tertawa sinis. "Kalian mencariku dan sekarang mencegahku ikut campur? Lucu bukan?"

"Kami mencarimu?"

"Apa yang kau katakan?"

"Kami mencari Yuri! Bukan gadis manusia seperti kau!"

Lyora berdiri tegak, dia menatap mereka dengan senyuman misteriusnya.

"Tunggu, jangan-jangan. Kau Yuri?"

"Apa? Maksudmu Yuri Frey Sherrard??"

"Tidak mungkin! Wujud Yuri tidak seperti ini!"

"Tapi senyumannya …"

"Benar, aku Yuri, Yuri Frey Sherrard. Yah, orang-orang sering memanggilku Yuri sih. Tapi orang terdekatku memanggilku Frey," balas Lyora dengan senyuman manis, dia menjentikkan jarinya. "Ah, omong-omong. Ini memang bukan wujudku jadi jangan heran ya, Klan Gwen. Penyihir Putih."

"Jadi kau masih mengingat kami?"

"Tentu saja." Lyora tersenyum manis. "Bagaimana mungkin aku melupakan klan yang kukira sudah hangus terbakar api," lanjutnya dengan senyum yang sama, manis dan tengil.

"Kau!"

"Turunkan jarimu, bukankah kita semua adalah kawan?" Lyora merentangkan tangannya dan berjalan mendekat. "Sebagai sesama penyihir, kita tidak seharusnya sa— wow." Dia menoleh ke belakang, dimana sebuah panah menancap di dinding. Pipinya bahkan terkena goresan dan membuat darah mengalir.

NalendLyora [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang