"A-apa yang terjadi …" gumam Lyora tak percaya, Kota M kini tidak bisa lagi disebut kota! Terjadi kebakaran dimana-mana, mayat berada di mana-mana. Kejadian di hadapannya benar-benar mengerikan.
Kaki Lyora terasa lemas, namun. Dia berusaha untuk melangkahkan kakinya, Lyora berjalan memasuki Kota M. Langkah kakinya terhenti begitu melihat sebuah mayat, pupil matanya tampak mengecil.
"Tuan."
"Tuan!"
Lyora melirik ke belakang, dimana Yulia dan Lily berlari ke arahnya. "Hei, apa yang terjadi?"
"Itu, terjadi penyerangan antar penyihir Merah dan Penyihir Hitam. Karena perbedaan kekuatan yang besar, kami kalah dan … Naria tewas dalam pertarungan."
Lyora menatap tak percaya, dia kembali menatap mayat di hadapannya.
"Tuan! Tidak boleh begini, Anda harus makan!"
"Tuan~ Naria buatkan sup ikan untuk Anda."
"Tuan, apa Tuan tau?? Naria menangkap banyak ikan bersama Kakak-kakak lainnnya!"
"Naria, naria bahagia bersama Tuan. Meskipun nanti Naria tidak ada, Naria harap. Tuan tetap akan menjalani kehidupan dengan normal dan terus mengingat Naria, ya!"
Tanpa sadar, air matanya mengalir begitu saja.
"Tuan …" Yulia hendak mendekat namun dihentikan oleh Lily, gadis itu menggelengkan kepalanya.
Lily menatap Lyora. "Tuan, jika Tuan membutuhkan kami. Anda bisa memanggil kami dan kami akan segera datang." Setelah mengatakan itu, dia menarik tangan Yulia agar menjauh dan memberi ruang untuk Lyora.
Setelah keduanya menjauh, Lyora jatuh berlutut. Dia dengan tangan gemetar menyentuh tangan dingin dari gadis ceria yang kini penuh dengan darah.
"Maafkan aku, Naria. Jika saja aku datang lebih awal, mungkin. Mungkin aku bisa menyelamatkanmu, maaf. Maafkan aku." Lyora menundukkan kepalanya, dia menggenggam erat tangan dingin itu. "Seandainya saja … seandainya saja aku bisa lebih kuat lagi, aku pasti. Aku pasti bisa melindungimu, maaf. Maafkan aku."
"Nona, saya punya sebuah firasat."
'Kumohon, Sistem. Tinggalkan aku sebentar saja dan biarkan aku sendiri.'
"Tapi ini adalah hal penting! Mungkin saja, ketua penyihir klan hitam-"
'Sistem 010, aku menonaktifkanmu untuk sementara waktu!'
"Tapi, Nona. Ini sa--"
Lyora menghela napas pelan, dia menatap mayat di hadapannya sesaat sebelum menutupnya dengan kain putih dan berdiri. 'Ini bukan saatnya untuk menangis! Teman-teman, jangan khawatir. Akan kupastikan, mereka menyesal telah mengganggu klan kita. Akan kupastikan mereka menyesali setiap perbuatan mereka!'
🌺🌺
"Tuan, apa sebaiknya kita pindah saja? Maksudku, kita harus mencari tempat persembunyian lain untuk menghindari diserang oleh Klan lain."
"Yulia, apa kau pikir aku ini seorang pengecut?"
"Ti-tidak, Tuan!" Yulia segera bersujud. "Saya tidak pernah berpikir begitu! Saya, saya hanya khawatir jika klan kita akan kembali diserang saat tau penyihir klan merah melemah."
Lyora yang tengah menopang dagunya menghela napas. "Aku mengerti ucapanmu, tapi. Kota M adalah kota milik kita, kota yang didirikan oleh Nona Yuri. Jika kita pergi dari sini, usaha Nona Yuri untuk membangun dan melindungi kota ini sampai akhir hidupnya akan sia-sia."
KAMU SEDANG MEMBACA
NalendLyora [Transmigrasi]
Teen FictionRasya Olivia Abraham, gadis yang terpaksa meregang nyawa karena terpeleset. Di kehidupan pertama, Rasya harus jauh-jauh dari rumah agar tidak bertemu kakak yang menyayanginya dalam arti kata lain. Di dunia kedua, bukannya menjalani kehidupan yang te...