Bab 17. Sekolah

2K 107 0
                                    

"Perubahannya begitu besar sehingga tidak dikenali lagi, aku ragu jika dia tetap orang yang sama"

-Nalendra Zavier Ganendra-

Episode sebelumnya

Melihat keterdiaman Delio membuat Gabriella menghela napas. "Kakek, jika kakek mencambuk bang Altezza dan bang Angkasa hanya karena Lyora menghilang. Bukannya seharusnya kakek membunuh Lyora karena Lyora penyebab Kematian Mommy Daddy."

Happy Reading ❤️

"Gabriella!" Delio menatap tajam Gabriella, bagaimana bisa cucu yang paling dia sayang dan lindungi ingin dirinya dibunuh!

"Kakek, yang kukatakan itu benar. Bukankah kakek memiliki moto hidup kakek? Nyawa dibayar dengan nyawa. Bukankah artinya, Lyora harus mati dua kali untuk bisa menebus segalanya."

"Gabriella!!"

"Cukup, kakek. Lyora sudah lelah mengikuti drama keluarga harmonis ini." Lyora menatap datar Delio, ada kilatan emosi di matanya. "Jika kakek tidak suka dengan jalan hidupku, maka aku tidak masalah jika harus angkat kaki dari sini."

"Gabriella! Sudah berani kamu ya! Kamu berani mengancam kakek!!"

Lyora kembali menghela napas, bicara dengan kakek Gabriella sungguh membuang-buang waktu. Tanpa banyak bicara lagi, Lyora berlari menaiki tangga.

"Cih, pada akhirnya. Kamu tetap sama seperti ibu kamu," gumam Delio dengan eskpresi jengkel, dia mengalihkan pandangannya ke arah Angkasa dan Altezza yang tak pernah mengalihkan pandangannya dari arah tangga.

"Ella …"

Delio seketika mengalihkan pandangannya, dapat dia lihat cucu perempuan satu-satunya kini kembali menuruni tangga dengan sebuah topi dan tas yang entah isinya apa.

"Mau kemana kamu?!" tanya Delio saat melihat Gabriella melewatinya.

Lyora berhenti, dia berbalik dan menatap ke arah Delio. "Bukankah kakek tidak suka dengan jalan hidup Lyora, maka Lyora bakal pergi."

"Heh, kamu benar-benar sudah jadi pembangkang! Apa kamu bisa hidup di luaran sana tanpa uang dari saya! Kamu pasti membawa banyak uang kan di tasmu!"

Lyora menatap jengah, dia membuka tas yang dibawahnya dan membaliknya. Seketika seluruh isi dari tas itu jatuh ke lantai, isinya bukankah uang ataupun barang berharga. Melainkan banyak foto yang membuat dompet itu terlihat tebal.

"Puas?" Lyora membuang tasnya, dia berbalik dan berjalan keluar sembari memakai topinya.

"Gabriella! Jangan sampai kamu menyesal karena sudah meninggalkan mansion ini! Bahkan jika kau menangis di hadapan kakek, kakek tidak akan memaafkanmu!!"

'Sungguh hina! Jadi karena ini Gabriella di dalam novel begitu nurut sama Delio, menjijikkan! Gue mau muntah! Image baik Delio Hendrawan Alexandra ternyata cuma kebohongan belaka.'

🌺🌺

"Selamat datang kembali, Tuan."

"Hufh, terima kasih. Naria." Lyora duduk di sofa dan meregangkan otot-otot bahunya yang terasa kaku. "Sekarang semuanya selesai, aku akan tinggal di sini bersama kalian. Meskipun sesekali aku akan pergi untuk bersekolah."

"Tentu saja, asal Tuan tinggal di sini. Naria sudah sangat senang."

🌺🌺

NalendLyora [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang