Bab 57. Benci Atau Marah

168 4 4
                                    

"Hm? Apa??"

"Hehehe, aku membuatkan ini khusus untukmu~"

"Untuk-ku …??" Cecilia menatap makanan gosong yang berada di atas piring, ia beralih menatap Lyora yang sangat bersemangat. "Kau serius?"

Lyora mengangguk penuh semangat. "Aku membuatnya sejak subuh tadi, aku mencampurnya dengan berbagai bahan ... dijamin enak!" lanjutnya sembari menunjukkan jempol tangannya.

"Berbagai, bahan … ya??"

Lyora tersenyum manis.

"Khem, Lyora." Cecilia berkacak pinggang. "Sebelum menyajikan makanan, kau harus mencicipinya terlebih dahulu. Bisa saja kan, makanannya lebih garam atau terlalu pedas."

"Hem … kau benar. Tapi biasanya, yang mencicipi makanan buatanku hanya Kak Altezza. Dan dia selalu bilang enak, kok. Jadi kali ini pun pasti enak," jawab Lyora dengan senyuman dan eskpresi yakin.

"Altezza? Apa dia saudaramu?"

"Ya, orangnya dingin dan nyebelin. Tapi cukup baik, kok."

'Dingin?' Cecilia melamun, ia mulai membayangkan wujud dari pria bernama Altezza itu. 'Apa seperti es batu, ya??'

"Ah, maksudku dia tipe orang yang jarang bicara," ralat Lyora.

"Ah~ begitu, ya." Cecilia tersenyum simpul.

"Cukup-cukup, jangan bahas soal kakakku lagi. Ayo, cicipi ikan buatanku … ya."

Cecilia hendak menolak, namun … ketika melihat tatapan memohon dari Lyora. Ia merasa tidak enak hati untuk menolak, akhirnya. Dengan penuh keraguan, Cecilia mengambil sedikit daging ikan yang mulai menghitam. 'Apa ini benar-benar bisa dimakan??'

Cecilia membuka mulutnya dan memasukkan daging ikan tersebut.

Ketika daging ikan sudah menyentuh bibirnya, pintu tiba-tiba terbuka dan membuatnya menghentikan aktivitasnya.

Cecilia dan Lyora menoleh ke arah pintu secara bersamaan. "Chie??"

"Lia, Pangeran keempat ingin bertemu denganmu."

Eskpresi wajah Cecilia tiba-tiba berubah datar, ia menurunkan tangannya dan menatap serius Chie. "Apa dia sudah pulang?"

"Ya. Beliau langsung ingin menemui Anda segera setelah pulang."

Cecilia tak berkata apapun, ia berjalan keluar dengan ekspresi wajah yang tak enak dilihat.

"Pangeran keempat itu siapa??"

Chie menatap Lyora yang sudah berada di sampingnya dengan nampan berisi piring dan makanan aneh di tangannya. "Pangeran empat adalah kakak Lia."

"Kakak? Memangnya Cecilia punya berapa kakak??" Lyora mencubit sedikit daging ikan yang dibawanya dan memakannya. "Wle, pahit!"

"Lia punya empat saudara laki-laki, saudara laki-laki keempat adalah Jenderal perang. Saudara laki-laki ketiga merupakan Duke di kerajaan ini, saudara laki-laki kedua tidak memiliki gelar … tapi dia memimpin beberapa banyak bangsawan, bisa dibilang. Dia Raja tanpa gelar. Dan saudara laki-laki pertama, Putra Mahkota di sini, Lia adalah Putri satu-satunya di kerajaan ini."

Lyora mengangguk mengerti."

"Omong-omong, apa itu?" Chie menatap makanan ‘aneh’ yang dibawa Lyora.

"Ah, ini ya. Ini ikan goreng, tapi kenapa rasanya sangat aneh? Padahal saat dibuat oleh pelayan, rasanya enak-enak saja tuh."

Chie menatap Lyora yang tampak kebingungan. "Memangnya kau campur apa saja?"

NalendLyora [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang