40. Tersadar?

382 16 0
                                    

"Terkadang, hidup dalam ilusi/khayalan lebih baik daripada di dunia nyata, tapi. Jangan sampai kau terbuai dengan kehidupan palsu yang mungkin tak pernah bisa kau gapai."

—Rasya Olivia Abraham—

🌺🌺

"Eliza, maaf. Tapi aku terpaksa melakukannya." Rayheen membaringkan Lyora dengan hati-hati, seolah-oleh gadis itu adalah barang yang sangat rapuh dan mudah pecah.

Rayheen menggenggam tangan Lyora dengan kedua tangannya. "Eliza, aku mohon. Sadarlah, jangan biarkan dia mengambil alih dirimu."

🌺🌺

'Lyora, lo kemana?? Seharusnya gue ga biarin lo pergi sendirian aja waktu itu! Gue bener-bener bodoh!!'

"Berhenti nyalain diri lo sendiri, Nalendra. Lyora hilang bukan kesalahan lo."

Nalendra yang tengah menjedotkan kepalanya ke tembok seketika mendongakkan kepalanya, darah mengalir deras di antara pelipisnya. Matanya tampak sembab.

Bastian mengepalkan tangannya. "Ini bukan kesalahan lo, kalau Lyora ada dan liat penampilan lo saat ini. Gue yakin dia bakal ngomelin lo tujuh hari tujuh malam."

Nalendra kembali menatap tembok di hadapannya, dia tersenyum getir. "Tapi dia ga ada kan?"

Bastian berdecak, dia berbalik dan berjalan pergi. Saat membuka pintu, Bastian menyempatkan diri untuk melirik Nalendra dan berkata. "Dengan lo diam aja ga akan bisa ngerubah apapun."

🌺🌺

"Tuan Muda!"

"Tuan Muda, Anda akhirnya kembali. Tuan Besar—"

"Berisik! Di mana Cirion sekarang??" tanya Bastian dengan eskpresi wajah kesalnya.

"Tu-tuan besar berada di kamarnya, Tuan Muda."

Bastian langsung pergi begitu saja.

Membuat para penyihir lain tampak saling melirik dengan eskpresi kebingungan.

🌺🌺

"Cirion!" Bastian langsung menendang pintu hingga terbuka, dia berjalan cepat ke arah Rayheen yang berdiri dari duduknya.

Tanpa banyak bicara, Bastian langsung memberikan bogeman mentah di pipi kanan Rayheen hingga jatuh.

Bastian kemudian menggendong Lyora ala bridal style dan menatap Rayheen yang berdiri sembari mengusap darah di ujung bibirnya.

"Apa maksudnya ini, Tian?"

"Aku tidak ingin buang-buang waktu, aku tidak akan membiarkanmu mendapatkannya."

"Mendapatkannya? Atas dasar apa kau melarangku mendekati orang yang kusuka?"

"Cirion, dia bukan gadis yang pantas untukmu!"

"Memangnya kenapa? Bahkan jika dia hanya manusia biasa, aku tetap akan menerimanya."

Bastian menggertakkan giginya menahan amarah, dia menatap datar Rayheen. "Sungguh? Bahkan jika dia adalah saudariku sendiri??"

"Apa??"

🌺🌺

"Membosankan sekali," gumam Rasya, dia bangun dan bersandar pada kursi.

NalendLyora [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang