62. Interogasi

121 4 0
                                    

"Bagaimana kau bisa mendapatkan mata iblis Lois?" Cecilia memejamkan matanya sedetik sebelum kembali membuka matanya, warna matanya berubah jadi ungu. "Jelaskan ... padaku sekarang!"

"Aku tidak mengenal Lois."

"Jawab aku! Siapa yang memberikanmu mata itu?!" Cecilia menumpukan kedua tangannya di sandaran kursi.

"Seorang pria yang tidak sengaja kutemui ketika mencari Rasya."

"Rasya lagi Rasya lagi! Siapa sebenarnya Rasya itu?!" tanya Cecilia frustrasi, ia menghentak-hentakkan kakinya dengan marah.

"Rasya adalah gadis yang bereinkarnasi denganku."

Cecilia sontak menatap ke arah Neo, ia mengerutkan keningnya. "Reinkarnasi? Apa maksudmu??"

"Kami berdua bukan manusia dari dunia sebelumnya, kami berasal dari dunia lain dan awalnya adalah sepasang kekasih. Kami datang ke dunia ini dan masuk ke tubuh kosong bernama Nalendra dan Lyora."

"Begitu rupanya." Cecilia memegang dagunya. "Ini memang tidak disangka-sangka, tapi aku sekarang sudah mengerti." Ia tersenyum ke arah Neo, jari lentiknya mengangkat dagu pria itu. "Mulai saat ini, kau harus menganggapku sebagai Rasya dan hanya aku Rasya yang kau cintai. Mulai saat ini, kau hanya boleh mencintai dan menjadi milikku ... milik Cecilia!"

"Neo hanya ... milik Cecilia."

"Sangat pintar." Cecilia tersenyum puas, ia mundur selangkah dan berbalik lalu pergi dengan puas. Tepat ketika berada di luar ruangan, ekspresi wajahnya menjadi datar. 'Lois, kenapa kau seenaknya memberikan mata iblis kepada orang lain?? Apa mata iblis pemberianku tidak cukup baik untukmu?!' batinnya dengan eskpresi masam.

🌺🌺

"Loh, Neo. Kau sudah kembali?" Cecilia tersenyum cerah pada Neo yang memasang wajah masam.

"Apa maksudmu??"

"Hm? Apa maksudku?? Kau ini bicara apa?"

"Kenapa meninggalkanku sendirian di sana?!" tanya Neo kesal.

"Ah, soal itu ya." Cecilia mengangguk dengan raut polos, ia menunjuk kepalanya dengan senyum canggung. "Aku sangat pelupa dan saat itu, aku dihubungi oleh saudaraku. Makanya aku cepat pergi dan lupa kalau kau masih ada di sana, hehe~"

"Hehe?? Kau masih bisa tertawa setelah melihat keadaanku begini?!" tanya Neo tak percaya, bagaimana tidak. Pakaiannya sobek-sobek ditambah rambut yang acak-acakan dan wajah yang penuh dengan lipstik merah menyala.

Cecilia membekap mulutnya menahan tawa. "Maaf-maaf, aku benar-benar lupa. Aku– pfft, ahahaha!!" Ia tertawa terbahak-bahak.

"Maaf, aku benar-benar maaf." Cecilia masih berusaha menahan tawa yang masih tak berhenti. "Kau, apa kau dikerumuni gadis-gadis??" tanyanya disela tawa.

"Diam dan bawakan aku pakaian lain!"

"Haha~ iya-iya, akan kubawakan. Tunggu di sini." Cecilia berlalu pergi, ia masih tertawa meski dengan suara kecil.

🌺🌺

"Hei, Cecil. Siapa pria tampan itu?" Lyora menunjuk ke arah pria berparas tampan yang berdiri di ambang jendela, angin berhembus dan membuat beberapa helai rambut pria itu beterbangan.

"Ah, maksudmu Neo ya? Dia mencari seseorang bernama Rasya, sama sepertimu," jelas Cecilia yang masih memilih beberapa pakaian.

"Dia juga nyari Kak Rasya??"

"Ehem~ mungkin kalian berasal dari kerajaan yang sama."

Lyora menatap lurus ke arah Neo, tatapannya terlihat tidak biasa.

NalendLyora [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang