Bab 15. Kota M

2.3K 121 1
                                    

Episode sebelumnya

"Naria, berhenti membual. Jelas-jelas dia sangat berbeda dari Tuan meskipun wajahnya memang hampir mirip."

Gadis bertudung merah dengan wajah bulat yang imut tampak menggembungkan pipinya menahan jengkel. "Pokoknya dia itu Tuan!!"

"Ugh …"

"Dia sadar."

Naria mendekat ke arah Lyora yang mulai siuman, wajahnya tampak sangat khawatir. "Tuan."

"Kau … Na-ria?"

Tiga wanita bertudung di belakang Naria tampak terkejut saat Lyora menyebut nama Naria.

"Ya, Tuan. Naria adalah Naria, gadis kecil Anda." Naria menggenggam tangan Lyora dengan senyuman lembut. "Jangan khawatir, Tuan. Naria tidak akan membiarkan Tuan terluka lagi."

Lyora menatap lurus ke langit-langit ruangan yang bernuansa biru pastel. 'Jadi … semuanya bukan kebetulan, aku. Bertransmigrasi ke dunia novel ini memang bukan hanya karena kebetulan semata.'

"Tuan, apa Anda merasa tidak nyaman?"

Lyora menatap Naria, dia tersenyum. "Aku baik-baik saja, tubuhku hanya terasa sedikit kaku."

"Tuan."

"Tuan!"

"Ah, kalian bertiga … Emily, Lily, Yulia. Ternyata kalian juga disini."

"T-tuan, apa itu benar-benar Anda?? Saya sedang tidak bermimpi kan??"

"Hmph! Kan sudah Naria katakan, Tuan adalah Tuan."

"Ya, aku senang kalian baik-baik saja."

"Kami, kami pun …" Emily mengusap air matanya, dia tersenyum. "Syukurlah Anda baik-baik saja, Tuan. Saya, saya sangat senang melihat Anda kembali."

[Flashback On]

Setelah membunuh Liliana, gadis cantik itu mendekati Rasya yang tampak ketakutan.

Dia berjongkok di depan Rasya dan mengusap wajahnya dengan lembut, seketika darah di wajah Rasya menghilang begitu saja.

"Kamu pasti sangat menderita, penerusku."

"Si-siapa, siapa kau?!"

"Namaku Yuri, aku pemimpin klan Penyihir Merah."

"Pe-penyihir merah?"

"Benar, klan penyihir terbagi menjadi beberapa bagian. Penyihir merah, penyihir hitam, dan penyihir putih. Kami klan penyihir merah menggunakan sihir murni untuk melawan musuh kami. Namun, bagi penyihir hitam dan penyihir putih. Kami adalah hama yang perlu disingkirkan."

"E-eh? Me-mengapa?" tanya Rasya memberanikan diri, setidaknya. Gadis di hadapannya tidak semenyeramkan kedua orang tuanya.

"Kami penyihir klan merah merupakan penyimpangan antara dua klan lainnya, oleh sebab itu. Di klan penyihir merah kami bisa menggunakan kekuatan dari dua klan lainnya. Hal itu yang menyebabkan kami dibenci."

Rasya hanya diam tak membalas, dia tak bisa menebak apa yang dipikirkan gadis bernama Yuri ini hanya dari eskpresi wajahnya. Karena eskpresinya tak pernah berubah kecuali memperlihatkan ketenangan.

"Penerusku, apa kamu sudah siap untuk menggantikan aku menjadi pemimpin kota M?"

"Huh? Pe-pemimpin, tapi-"

NalendLyora [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang