____°°°____
"Kok ga ada yang ngasih tau gue kalo dia masuk RS?" ucap seorang gadis yang baru saja masuk ke dalam ruangan bernuansa serba putih tersebut.
"Tau dih, kalo si Echi kagak nelpon Aiden kita ga bakalan ada yang tau Robi masuk RS." timpal salah satu dari keempat gadis yang baru saja datang.
"Bukan gitu sayang, kita semua masih pada panik tadi, makanya ga sempet kasih tau kalian." ucapan seorang wanita paruh baya itu menyadarkan mereka berempat.
"Loh ibu?" ucap salah satu dari mereka terkejut ketika sang ibu juga ada disana.
"Kok ibu disini?" tanya nya pada sang ibu.
"Ibu daritadi disini sayang," jawab sang ibu dengan lembut.
"Abis darimana kalian?" tanya Gio curiga pada sang adik dan teman-temannya.
"Aku udah bilang ibu ya mau ke cafe yang deket rumahnya Echi," ucap Florine menjawab pertanyaan dari Gio.
"Kok lama?" tanyanya mengintrogasi.
"Dih si abang, ini Jakarta! Jadi macet kalo jam segini." balas Florine tak terima ketika sang kakak mencurigai dirinya dan jugak teman-temannya.
"Udah lho bang adeknya kok diisengin mulu!" ucap sang ibu pada si sulung.
"Tuh dengerin!" sahut Florine ketika dirinya dibela oleh sang ibu.
Sedangkan Gio hanya menatap datar sang adik. Sementara yang lain hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku adik kaka ini.
Mereka pun mengobrol sampai tak terasa harintelah berganti menjadi malam, menunggu Robi siuman rupanya membuat semua orang merasa kelaparan.
Hanya tinggal Florine dan juga ketiga teman Robi yang menunggu di RS, sedangkan ibu dan juga kedua kakak Florine telah berpamitan karena mendadak ada urusan yang harus diselesaikan. Sementara teman-teman Florine, mereka memang ingin pulang karena tak enak jika terlalu banyak orang yang menunggu, maka akan menggangu kenyamanan pasien lain. Padahal Robi saja sudah ditempatkan di ruang rawat VIP.
"Laper gue," ujar Rama yang baru saja terbangun dari tidurnya.
Mereka bergantian untuk tidur agar tak kelelahan, ketiga pria tersebut sudah bergantian pulang untuk berganti pakaian katanya agar lebih nyaman.
"Cari makan dulu lah sana!" Florine yang duduk di dekat ranjang Robi pun menyahuti ucapan Rama.
"Lo mau makan flo? Biar kita beliin sekalian." tawar Dewa pada Florine.
"Gausah, gue masih kenyang." tolak Florine.
"Kenyang makan apaan? Angin?" sahut Aiden yang duduk di sofa yang tersedia di ruangan tersebut.
"Iya," balas Florine singkat.
Ketiga pria tersebut menggeleng pelan, susah memang jika sudah berhadapan dengan wanita fikir mereka. Setelah mendapat jawaban singkat dari Florine mereka pun pergi ke kantin RS untuk makan malam, dan meninggalkan Florine sendirian di ruangan tersebut bersama Robi.
Setelah kepergian tiga sahabat Robi, gadis itu memegang lengan kekasih yang sangat ia cintai. Ia tak mengira jika alasan masuknya Robi ke rumah sakit atas penganiayaan ibunya sendiri. Tapi kenapa Robi tak pernah cerita padanya? Fikir gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Teen Fiction"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~