🍒Part 55

20 3 0
                                    

ahun sudah Florine dan juga teman-teman nya menjalani masa menjadi mahasiswa, mereka cukup menikmati masa-masa itu. Hari ini mereka tengah berkumpul di rumah Florine, mereka ingin menghabiskan waktu berlibur mereka dengan sahabat tercinta.

"Kalian mau tau sesuatu gak?" ucap Ica kepada yang lain, saat mereka sedang menikmati camilan yang merekaa bawa dari minimarket ke rumah Florine.

"Apaan?" tanya mereka bersamaan.

"Dewa lagi belajar tentang islam," jawab Ica semangat.

Terlihat teman-teman nya yang terkejut mendengar jawaban Ica barusan, bahkan Diana hampir tersedak oleh makanan yang ia makan.

"Seriusan lo?" tanya Silvia tak percaya.

"Sumpah!" jawab Ica mengangkat jari tangannya dan membentuknya seperti huruf V.

"Waaah gila sih si Dewa, beneran serius lagi dia." timpal Zize yang duduk di atas kursi rias Florine.

"Dari kapan?" tanya Florine.

"Sebenarnya kata dia dari jaman kita SMA, cuman dia lebih fokusnya sekarang. Apalagi di kampusnya banyak yang muslim katanya, jadi lebih mudah lagi dia belajarnya." jawab Ica semangat.

Ica sangat senang mendengar saat Dewa yang berusaha untuk mempelajari tentang agamanya, ia tahu meskipun itu karena Dewa ingin berada dalam 1 keyakinan yang sama dengan Ica. Awalnya Ica juga tak percaya saat Dewa mengatakan hal tersebut, namun saat ia berkali-kali meyakinkan dirinya bahwa ia bersungguh-sungguh untuk mempelajari keyakinan nya demi ia.

"Udah log in?" tanya Echi, dan yang lain pun ikut penasaran dengan jawaban Ica.

Ica menggeleng, ia juga belum mendapatkan kabar bahwa kekasihnya itu ikut ke dalam keyakinannya. Meskipun begitu, ia tetap senang Dewa serius dengan ucapannya dulu, yaitu dia akan berusaha untuk membawa hubungan mereka berdua ke jenjang yang lebih serius, ia juga akan berusaha menjadikan keduanya berada dalam satu keyakinan yang sama.

"Jangan seneng dulu ca," ujar Diana.

Mereka semua menoleh pada Diana, apa maksud dari ucapan Diana barusan. Kenapa Ica tak boleh senang saat kekasihnya, mempelajari lebih dalam tentang keyakinan nya.

"Kenapa din?" tanya Zize.

"Ca, orangtua lo itu termasuk dari golongan orang-orang yang sangat, amat perhatian tentang hal-hal kek gitu." jawab Diana, membuat mereka mengerutkan alisnya karena kebingungan dengan ucapan nya.

"Contohnya pas kecil dulu, lo inget gak pas kita ngajakin lo main bareng?" ucap Diana yang dibalas gelengan oleh Ica.

"Dulu pas kecil lo bener-bener dilarang main sama kita, karena keyakinan kita yang beda ca." lanjut Diana yang membuat Ica dengan fokus mendengarkan.

"Bahkan Zize yang muslim pun gak boleh bergaul sama lo, karena Zize sebenarnya nonis kek kita. Cuman karena dia diangkat sama keluarga muslim, jadi lah dia muslim." ujar Diana.

"Trus hubungan nya sama Dewa apa din?" tanya Florine penasaran.

"Ya apalagi Dewa, dia baru belajar dan belum masuk islam. Jadi gue yakin, orangtuanya si Ica gak bakalan kasih izin gitu aja buat si Dewa." jawab Diana.

Sedangkan teman-teman nya masih merasa kebingungan dengan perkataan Diana tadi, mereka merasa pusing dan tak mengerti.

"Intinya, bokap nyokap lo suatu saat pasti bakalan bilang ke Dewa, tentang gak boleh nya log in karena cewek yang dia suka, bukan karena Tuhan nya." jelas Diana.

Saat Diana menjelaskan seperti itu, barulah mereka mengerti maksud dari ucapan Diana tadi. Diana tahu hal-hal seperti itu saat dirinya mendengarkan cerita ibunya dengan tetangga komplek nya waktu itu, yang dimana tetangga nya itu adalah seorang muslim yang hendak menikahkan anaknya. Namun si anak itu memiliki kekasih nonis yang hendak masuk islam demi bisa menikah dengan anaknya, dan suaminya melarang kekasih anaknya itu untuk masuk ke dalam agama nya jika hanya karena ingin menikahi anaknya, bukan karena niat ingin taat pada Tuhan nya.

FLORINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang