___•••___
"Jadi gini..," ucap Florine melanjutkan cerita Diana.
Flashback on
Florine dan kelima temannya berangkat lebih siang hari ini, karena semalam mereka menginap di rumah Florine, dan menghabiskan malam mereka dengan menonton drama hingga dini hari. Yang menyebabkan mereka berenam terlambat bangun, jika saja Zayn tidak membangunkan mereka, sudah dipastikan mereka tidak akan bisa berangkat sekolah pagi ini.
Dengan terburu-buru mereka berpamitan pada kedua kakak Florine yang masih sarapan, setelah berpamitan mereka pun menjalankan motornya menuju sekolah.
Mereka memilih jalan pintas agar lebih cepat menuju ke sekolah, karena hari ini adalah hari pertama mereka sekolah setelah liburan panjang.
"YAKIN NIH BELOM DIKUNCIIN GERBANG SAMA PA ASEP?" teriak Ica yang mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.
"KEKNYA BELOM SIH, SOALNYA MASIH 15 MENITAN LAGI BELLNYA." jawab Zize tak kalah kencang teriakan nya.
Mereka pun kembali melajukan motornya dengan kecepatan penuh, khawatir akan mendapat hukuman oleh bu Citra selaku guru yang paling disiplin.
Ketika mereka sedang fokus menyetir, tiba-tiba segerombolan pria yang sama-sama memakai seragam seperti mereka mengikuti mereka dari belakang, membuat keenam gadis itu berfikir untuk apa para pria tersebut mengikuti mereka.
Setelah lama berfikir akhirnya keenam gadis itupun menghentikan motor mereka dan ingin bertanya, namun mereka malah terkepung oleh para pria tersebut, dengan cerdiknya Zize menyalakan mesin motornya dan menancapkan gasnya, dan berhasil membuka jalan untuk Ica dan juga Silvia. Namun ketika para pria tersebut menyadari hal itu, mereka buru-buru membuat lingkaran untuk mengepung 3 gadis lainnya.
"Ah anjir," Echi mendengus kesal ketika para pria tersebut mengepungnya.
"Mau ngapain kalian?" tanya Diana cuek pada mereka.
"Kalo udah sama kita, bebas dong nau ngapain juga." jawab salah satu dari mereka.
"Kalo ga ada urusan mending lo semua minggir deh, sebelum kita aduin kalian." ancam Echi pada mereka.
"Kita ga takut tuh, coba aja." tantang mereka yang bisa dilihat adalah bosnya.
Florine yang menyaksikan hal tersebut pun turun dari motornya, membuat kedua temannya merasa panik.
"Flo, ngapain lo turun anjir." ucap Diana pada Florine.
"Tenang aja, yang mereka incar gue, bukan kalian." jawab Florine tenang.
"Kalian sebenarnya ada masalah apa lagi sama Alister?" tanya Florine pada mereka.
"Kalah balapan? Atau masih dendam olimpiade taun lalu, karena kalah di kandang sendiri?" lanjutnya dengan nada meremehkan.
"Kalo iya gara-gara itu, berarti kalian kek bocah tau ga!" ucap Florine mengejek mereka.
Mereka yang mendengar nada remeh dari Florine pun kesal, bagaimana bisa gadis di depannya ini bisa seberani itu pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Teen Fiction"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~