Tak terasa 2 minggu sudah mereka berlibur, kini saatnya mereka kembali beraktifitas sebagai anak sekolahan.
"Tes tes tes, anak-anak sekarang semuanya kumpul di lapangan, untuk melaksanakan upacara pagi." ucap Pa Susilo dari speaker.
"Buruan woyy!" ujar Dewa pada teman-temannya yang berada di kantin.
"Iye sabar!" seru Rama yang masih memakan siomay nya.
Setelah selesai, mereka pun berlari menuju lapangan karena pa Susilo sudah menghitung sampai 5. Jika ada yang telat maka akan berdiri di depan selama upacara berlangsung, dan ketika sudah hitungan ke 5 hanya Robi dan Vano yang sempat berbaris sedangkan Dewa, Rama dan juga Aiden tidak, yang membuat mereka berdiri di depan lapangan.
"Anjir lah, pake segala nginjek taneman sekolah segala lagi, kan jadi telat." umpat Rama kesal ketika ia tak sengaja menginjak tanaman yang ditanam oleh adik kelas mereka.
"Gue bilang loncatin tadi, malah ngesot lu" timpal Dewa.
"Pengalaman yang kesekian kalinya gue berdiri deket tiang bendera," ucap Aiden menatap malu pada barisan para siswa Angkasa.
"Gpp lah kali-kali sedekah ke rakyat Angkasa," celetuk Dewa tersenyum percaya diri.
"Sedekah apaan?" tanya Aiden bingung.
"Muka ganteng gue," balas Dewa.
"Najis," ucap Rama dan Aiden bersamaan.
Mereka menikmati hukuman tersebut dengan sukarela, hingga ketika pembina memberikan wejangan kepada seluruh siswa Angkasa terlebih nya kelas 12 yang sebentar lagi akan lulus, terlihat 3 siswi yang berjalan di belakang bu susi (Guru BK) yang menuju ke kantor BK.
"Baik anak-anak hanya itu yang bisa bapa sampaikan, semoga di hari pertama kalian sekolah di semester kedua ini lebih serius lagi, lebih ditingkatkan lagi belajarnya dan jangan lupa untuk selalu disiplin ya, terutama kelas 12 kalian akan segera lulus jadi harus sungguh-sungguh" ucap pa Susilo sebagai pembina upacara hari ini.
Beberapa menit berlalu upacara pun selesai di laksanakan, para siswa berhamburan menuju kantin dan kelas mereka masing-masing untuk mengisi perut dan juga mengistirahatkan diri.
Berbeda dengan ketiga siswa yang masih berdiri tegak menghadap tiang bendera, mereka masih mendapat hukuman mereka karena terciduk mengobrol ketika pembina sedang berbicara.
Sebelum pa Susilo meninggalkan lapangan ia menghampiri ketiga siswa tersebut.
"Kalian ini udah kelas 12 masih aja nakal," katanya pada mereka bertiga, kemudian berlalu pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Kesannya kek nakal banget kita," ucap Rama ketika gurunya itu telah pergi.
"Tau tuh, perasaan selama gue jadi siswa di Angkasa taat mulu." timpal Dewa yang merasa tak terima di cap nakal oleh gurunya itu.
Setelah kepergian kepala sekolahnya itu, mereka pun beranjak pergi dari lapangan menyusul Robi dan Vano yang sedang berjalan menuju kantin.
Vano dan Robi yang melihat ketiga temannya berjalan menghampiri mereka pun sengaja memperlambat jalan mereka, agar ketiga temannya itu bisa menyusul keduanya.
Dewa, Rama dan juga Aiden mempercepat jalan mereka menuju kedua temannya yang terlihat dengan sengaja menunggu mereka bertiga.
Setelah ketiganya menyusul langkah Robi dan Vano, mereka pun berjalan menuju kantin bersamaan. Namun ketika melewati ruangan guru BK, tiba-tiba mereka menghentikan langkahnya karena penasaran. Terlebih ketika mengingat ketiga gadis yang berjalan di belakang guru BK tadi ketika upacara berlangsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Fiksi Remaja"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~