Kriiiing kriiiing kriiiing
Bunyi nyaring dari alarm yang disetel oleh Florine tepat di jam 06.15 tak membuat sang gadis terbangun dari tidurnya, ia berkali-kali mematikan alarm tersebut, karena merasa masih terlalu pagi untuk bangun.
"5 menit lagi, gue ngumpulin nyawa dulu." gumamnya dengan suara khas bangun tidur.
Florine pun melanjutkan kembali tidurnya, tak lupa ia juga menarik kembali selimutnya sehingga menutupi kepalanya.
45 menit kemudian alarm kembali berbunyi.
Florine mematikan alarm, sebelum ia mematikan alarmnya ia dapat melihat waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 wib.
"JAM 7?? Sumpah gue telat." teriaknya.
Dengan cepat, Florine bangun dari tempat tidur dan bergegas untuk mandi dan bersiap-siap. Dia mencoba untuk tetap tenang meskipun hatinya berdebar-debar karena khawatir terlambat.
Florine pun turun ke lantai bawah setelah selesai bersiap, terlihat kedua kakaknya yang juga sudah siap untuk pergi ke kantor, dan juga kakak ipar yang masih sibuk di dapur.
"Kenapa lari-lari kek gitu dek?" tanya Gio yang melihat Florine berlari.
"Aku udah telat abang," jawab Florine sambil memasang sepatunya.
"Tidur lagi pasti," tebak Zara yang muncul dari arah dapur.
"Kaka tau aja heheh," balas Florine tersipu malu.
"Yaudah aku berangkat ya bang, kak." sambungnya, kemudian berlari ke garasi untuk mengambil mobilnya.
Florine melompat ke dalam mobilnya dan memacu mobil dengan cepat menuju kampus. Namun, karena terlalu terburu-buru, ia terjebak dalam kemacetan lalu lintas yang tidak biasa.
"Kenapa harus macet sih? Gue udah telat banget ini." ucap Florine dengan kesal.
"Nyesel gue pake motor," ucapnya lagi.
Florine merasa semakin cemas karena waktu terus berjalan dan ia semakin dekat dengan waktu kuliah dimulai. Dengan hati yang berdebar, dia mencoba untuk tetap fokus dan sabar meskipun situasinya tidak menguntungkan.
Akhirnya, setelah melewati kemacetan yang panjang, Florine akhirnya tiba di kampus dengan napas tersengal-sengal. Meskipun telat, dia segera bergabung bersama teman-teman nya yang berbaris di lapangan.
Florine masih mengatur nafasnya karena kelelahan berlari, namun ia tak menyangka ternyata kakak senior nya melihat dirinya yang berlari tadi.
"Hei kamu yang di belakang," ucapnya dengan toa menunjuk ke arah Florine.
Florine celingukan, kemudian menoleh kembali pada kakak seniornya.
"Saya kak?" tanya Florine menunjuk dirinya sendiri.
"Iya kamu," jawabnya singkat.
"Kenapa kak?" tanya Florine bingung.
"Maju sini ke depan!" titahnya pada gadis itu.
Florine pun mengangguk dan berjalan ke depan dengan menunduk, ia merasa malu karena teman-teman nya menatap ke arahnya.
Saat sampai di depan kakak seniornya, Florine tetap menundukkan kepalanya karena merasa malu sekaligus takut.
"Siapa nama kamu?" tanyanya pada Florine.
"Florine kak," jawab Florine.
"Angkat kepala kamu kalo lagi ngomongin sama yang lebih tua," ucapnya saat melihat Florine yang terus-terusan menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Teen Fiction"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~