***
"Nih pada sarapan dulu, belum pada sarapan kan?" ucap Florine meletakkan hasil masakan nya di atas meja makan.
Kelima pria itu pun berjalan ke arah meja makan, setelah semuanya duduk di kursi masing-masing, Florine pun kembali ke dapur untuk mengambil beberapa buah dan lauk yang belum ia taruh di meja makan.
"Widiiih istri idaman," celetuk Rama saat melihat masakan Florine yang sangat menggoda indra penciumannya.
"Idaman siapa?" sahut Robi yang duduk di kursi tempat kepala keluarga, tentu saja ia duduk disana, karena ia adalah tuan rumah.
Rama langsung melihat ke arah Robi dan menggelengkan kepalanya dengan cepat, pagi-pagi sekali ia dan ketiga temannya sudah membuat Robi kesal, dengan datang tanpa permisi ke apartemen nya. Dan sekarang ia membuat kesal karena celetukan yang keluar dari mulutnya itu.
"Ya idaman lo lah bi, yakali kita. Yakan?" jawab Rama kemudian mengkode teman-temannya yang lain untuk menyetujui ucapannya barusan.
"Gue gak ikutan Ram," timpal Dewa yang tak ingin ikut-ikutan.
Rama hanya mendengus kesal saat Dewa mengatakan hal tersebut, ingin sekali dirinya menendang tulang kering Dewa itu dengan kencang. Sebagai teman yang sudah lama bersama, kenapa Dewa sama sekali tak paham dengan kode-kode nya.
"Nih makan buah dulu biar pada seger mulutnya," ucap Florine yang baru tiba dengan piring berisi buah dan juga roti panggang, siapa tau diantara mereka tak ingin makan berat saat pagi hari.
"Makasih sayang," ucap Robi pada Florine.
"Hmm," balas Florine tersenyum.
"Thanks Flo, pagi-pagi dah dikasih sarapan aja kita." ucap Aiden mengambil jeruk yang Florine bawa tadi.
"Iya," balas Florine.
"Oh iya, itu kalo kalian gak mau makan berat, gue udah bikinin roti panggang, selainya cuman ada selai coklat disini." lanjut Florine menunjuk piring berisi roti panggang.
"Selai strawberry, kacang sama blueberry gak ada. Jadi jangan nanyain ada selai selain coklat atau enggak." imbuhnya lagi saat Dewa hendak menanyakan selai favorit nya.
"Baru mau nanya," ucap Dewa.
Florine hanya tertawa saat Dewa mengatakan hal tersebut. Kemudian mereka pun memulai kegiatan sarapan mereka dengan dibarengi obrolan seru dari para pria. Sedangkan Florine menikmati makanannya sambil sesekali tertawa dengan candaan dari para pria tersebut.
"Btw mau pada lanjut kemana nih?" tanya Vano ditengah makannya.
"Gue ke Aussie," jawab Aiden yang baru saja menyelesaikan makan rotinya.
"Aussie? Jauh bener den." sahut Rama.
"Penasaran gue sama negara sana, waktu itu pernah kesana, tapi pas gue masih piyik." balas Aiden.
"Lo sih, mau kemana?" tanya Dewa pada Vano.
"Gue rencana di Trisakti, ambil kedokteran." jawab Vano.
Vano sebenarnya tak pernah tertarik untuk kuliah kedokteran, tapi ketika dirinya mengetahui bahwa Florine, teman kecilnya memiliki penyakit yang sana seperti mendiang ayahnya, ia tiba-tiba bertekad untuk menjadi dokter. Ia ingin menyelamatkan orang-orang yang sakit seperti ayahnya, karena dulu dirinya masih terlalu dini sehingga tak bisa menyelamatkan sangat ayah dari kematian.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Novela Juvenil"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~