Florine berjalan keluar dari rumah sakit dengan gontai, ia tak menyangka jika dirinya benar-benar sakit separah itu.
"Mati muda, atau nikah muda?" gumam Florine memperhatikan cincin berlian yang melingkar indah di jari manisnya.
"Bisa-bisanya dia ngelamar gue di usia 18 tahun," ucap Florine terkekeh mengingat wajah serius Robi saat melamarnya kemarin.
Ia tak menyangka bahwa dirinya akan bertunangan di usia muda, bahkan hal itu belum terlintas di fikirannya.
Florine merasa fikirannya sedang kalut, jadi ia memutuskan untuk pergi menenangkan fikirannya terlebih dahulu. Ia pergi ke perpustakaan yang terdapat cafe di dalamnya, agar dirinya bisa membaca sambil bersantai dari penatnya berfikir.
Beberapa menit kemudian, Florine tiba di perpustakaan yang biasa dia kunjungi setelah pulang dari rumah sakit. Dia merasa bosan dan ingin me-refresh pikirannya setelah beberapa hari yang melelahkan.
Florine memasuki perpustakaan yang tenang dan nyaman. Dia menyukai atmosfer yang damai dan aroma buku yang mengisi udara. Setelah meletakkan tasnya di sudut ruangan, dia berjalan menuju kafe kecil yang terletak di dalam perpustakaan.
Saat Florine mendekati kafe, dia melihat bahwa semua kursi sudah penuh dan tidak ada tempat duduk yang tersedia. Dia merasa sedikit kecewa karena berharap bisa menikmati secangkir kopi sambil membaca buku favoritnya.
Namun, Florine tidak ingin kehilangan semangatnya. Dia memutuskan untuk mencari tempat duduk di area lain di perpustakaan. Dia berjalan melintasi rak-rak buku, mencari sudut yang sepi dan nyaman untuk duduk.
Saat Florine sedang mencari tempat duduk, tiba-tiba dia melihat Justin, temannya, yang sedang duduk sendirian di salah satu sudut perpustakaan. Wajah Justin langsung bersinar ketika dia melihat Florine.
"Florine! Apa kabar?" seru Justin dengan antusias.
Florine tersenyum dan berjalan mendekati Justin. Mereka saling bertegur sapa dan duduk bersama di sudut yang nyaman. Mereka mulai berbincang bersama, dimulai dari Florine yang memberikan kabar pada Justin bahwa kakak sulungnya sudah menikah, dan dirinya yang baru saja pulang dari rumah sakit.
"Lo sakit?" tanya Justin khawatir.
"Kagak, gue cuman jenguk temen tadi." bohong Florine.
"Oooh, gue kira lo yang sakit." timpal Justin yang tak pernah mengalihkan pandangannya dari Florine.
"Kalo gue sakit, ngapain juga gue disini Jus." balas Florine terkekeh.
"Jas jus jas jus, lo kira gue serbuk minuman apa." ujar Justin tak terima dengan nama panggilan dari Florine.
"Gpp, panggilan khusus dari gue." ucap Florine tertawa.
"Iyain," balas Justin, kemudian ikut tertawa bersama dengan Florine.
Florine merasa senang karena Justin memiliki kepribadian yang ceria seperti dirinya. Mereka selalu bisa membuat satu sama lain tertawa dan merasa nyaman. Kehadiran Justin membuat suasana di perpustakaan menjadi lebih hidup dan menyenangkan.
Mereka pun mulai membaca buku bersama yang mereka pinjam dari perpustakaan tersebut, Florine mengambil tema fantasi karena mood nya sekarang sedang berada di dunia 3 dimensi.
"Baca buku apaan lo?" tanya Justin.
"Kepo lo," balas Florine menutup judul buku yang ia baca.
"Nanya doang gue," ujar Justin yang nampaknya menyesali tindakan nya untuk bertanya pada gadis seperti Florine.
"Hahah, canda gue." balas Florine.
"Gue lagi baca buku fantasi, ini keren banget aslian lo harus baca!" sambung Florine dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Teen Fiction"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~