Selesai makan malam anggota Rose pun berpamitan pada mereka, meskipun Alister memaksa ingin mengantar mereka sampai rumah, namun para gadis menolak dengan alasan mereka harus melepas rindu bersama Rey yang baru tiba di Indonesia.
Setelah para gadis berpamitan, mereka pun kembali masuk ke dalam markas untuk saling bertukar cerita. Kini mereka pun duduk di ruang tengah, tak lupa camilan yang ditinggalkan oleh para gadis untuk menemani waktu ngobrol mereka.
"Lo lanjut kuliah disana juga Rey?" tanya Dewa yang sudah mengambil posisi duduk ternyaman nya.
"Maybe," jawab Rey singkat.
"Trus schedule lo selama di Indonesia apa aja nih?" timpal Rama penasaran.
"Liburan doang sih," jawab Rey terkekeh.
"Ga ada niatan buat ngajakin Silvia balikan?" ucap Aiden yang duduk di samping Robi.
"Iya bener, gue liat kalian masih saling suka." imbuh Vano.
"Hahahah dia udah jadi masalalu gue, jadi ga bakalan bisa balik lagi." balas Rey tertawa garing.
"Lagian lo yang ngajakin dia putus kan," ujar Robi dengan mata tetap tertuju pada layar ponselnya.
"Iya emang gue yang ngajakin, karena Silvia yang bilang dia ga bisa hubungan LDR." jelas Rey pada Robi.
"Sebenernya bisa aja dia ngejalanin hubungan LDR sama lo Rey, emang lo harus ngeyakinin dia kalo cuman dia yang lo suka." ucap Aiden menimpali obrolan mereka.
"Udah lah kenapa jadi bahas dia sih," seru Rama pada mereka.
"Bener tuh, ganti yang lain ah." imbuh Dewa kepada teman-temannya.
"Gue denger orangtuanya Florine meninggal ya?" ucap Rey yang berhasil membuat teman-temannya menoleh padanya termasuk Robi yang sedang fokus memainkan ponselnya.
"Kenapa ngeliatin nya gitu amat sih, ngeri gue." sambung Rey ketika mereka menatap nya seolah ia adalah seorang tersangka.
"Jangan pernah bahas itu Rey, apalagi di depan Florine nya." ujar Aiden.
"O-oh oke kalo gitu," balas Rey mengerti.
"Pengen turu tapi masih sore, ga turu gue gabut." ucap Dewa mengalihkan pembicaraan mereka.
"Sore bapak lo! Lo ga liat apa langit warna item gitu." timpal Rama emosi.
"Maksud gue tuh jam segini kan masih sore, belom malem banget gitu." koreksi Dewa.
"Nongki?" tawar Vano pada mereka.
"Jangan, tar gue diomelin Ica lagi ah." tolak Dewa cepat, ia tak ingin jika Ica mengomeli nya lagi.
"Lagian masih kenyang juga van," imbuh Aiden yang di angguki oleh Vano.
"Lo nginep disini kan Rey?" tanya Rama pada Rey.
"Yoi, kamar gue udah dipake si Vano kan?" jawab Rey menunjuk pada Vano.
"Kagak, dia tidur bareng gue." ucap Rama.
"Kenapa ga di kamar gue aja?" tanya Rey pada mereka.
"Belom ada apa-apa disana, kan kasur sama lemarinya udah kita kasih ke tetangga waktu itu, karena ga kepake." ucap Dewa yang sedang memasukkan sampah-sampah ke dalam kantong plastik.
"Maksud gue kenapa ga dibersihin, trus isi lagi sama yang baru gitu." ujar Rey yang membuka jaketnya karena merasa kepanasan.
"Dia nya mageran," tunjuk Rama pada Vano yang sedang membantu Dewa mengumpulkan sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Jugendliteratur"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~