Hari hari telah berlalu dengan cepat, namun Florine masih enggan untuk membuka matanya. Ini adalah hari ke 8 ia koma, membuat semua orang khawatir akan keadaan gadis tersebut. Gio yang sudah melewati masa cutinya, harus segera kembali ke kantor karena pekerjaan yang menumpuk selama dirinya cuti. Begitupun dengan Zayn, ia harus ikut dengan Gio karena dirinya sekarang adalah asisten pribadi Gio.
Mereka berdua kebingungan tentang siapa yang akan menunggu adiknya, jika Zara yang mereka minta untuk menunggu Florine, maka mereka tak akan merasa tenang. Namun jika bukan Zara, maka tak ada lagi yang menunggu gadis itu disana.
Saat keduanya tengah kebingungan, tiba-tiba segerombolan lelaki yang terlihat tak jauh usianya dari sang adik menghampiri mereka. Gio mengangkat alisnya saat melihat mereka, apa yang akan dilakukan oleh kelima pria tersebut disana.
"Bang," sapanya pada Gio dan juga Zayn.
Gio dan juga Zayn menjawab sapaan mereka, terlihat aura bahagia yang terpancar dari wajah keduanya.
"Belum balik bi?" tanya Zayn pada salah satu dari mereka.
"Belum bang, masih ada 4 hari lagi gue cuti." jawabnya.
"Syukur deh," timpal Gio menghembuskan nafas lega.
"Kalian berempat sih?" tanya Gio pada keempat pria lainnya.
"Kita sebenarnya udah masuk kemaren, cuman balik lagi sekarang." jawab salah satu dari keempat pria yang Gio tanya.
"Bang Gio sama bang Zayn mau berangkat kerja?" tanya lelaki berhidung mancung tersebut.
"Iya nih, cuman bingung tar siapa yang nungguin dia." jawab Gio sambil melirik ke arah kamar tempat dimana adiknya dirawat.
"Kalian berangkat aja, kita yang nungguin si Flo disini." ucap salah satunya.
"Sorry ya jadi ngrepotin kalian, kalo bukan karena kerjaan gue yang udah gak bisa gue tinggal lagi, gue gak bakalan ninggalin dia." ujar Gio.
Gio terlihat sedih, dirinya benar-benar membutuhkan sosok ayah dan ibunya sekarang. Ia tak bisa bertahan melawan kejamnya kehidupan hanya bersama kedua adiknya, ia masih membutuhkan kedua orangtuanya saat ini.
"Yaudah kalo gitu kita berangkat dulu ya, kita titip Florine sama kalian, kalo ada apa-apa langsung kasih tau kita." ucap Gio berpamitan pada kelima pria tersebut.
"Oke bang," jawab salah satu dari kelimanya.
Zayn dan Gio pun pergi meninggalkan gedung rumah sakit, mereka mempercayakan penjagaan adiknya pada orang-orang yang mereka percayai untuk menjaganya. Benar, Robi dan teman-temannya adalah orang yang Gio percaya untuk menjaga sang adik.
"Masuknya gantian," ujar pria berkaos hitam pada teman-temannya.
"Sekarang biar gue sama Aiden dulu aja, tar kalian." lanjutnya yang disetujui oleh ketiga teman lainnya.
Setelah mengatakan hal tersebut, ia pun masuk bersama temannya yang bernama Aiden. Saat mereka berdua masuk, terlihat seorang gadis yang terbaring lemah yang masih tetap memejamkan matanya seolah enggan untuk kembali melihat dunia.
"Hai sayang, aku balik lagi nih. Gimana kabarnya sekarang?" ucapnya dengan sendu.
"Hai Flo, gue juga ikut si Robi nih jengukin lo. Gue kira lo udah bangun, ternyata belom sama sekali." imbuh Aiden yang berdiri di samping Robi.
Robi duduk di kursi yang berada di samping ranjang tempat Florine berbaring, ia mengelus pelan tangan kekasihnya yang terdapat banyak sekali perlatan medis. Ia dan juga Aiden merasa sedih melihat keadaan gadis itu, yang biasanya ceria kini tengah melawan rasa sakitnya sendirian dan enggan untuk berbagi pada orang-orang tersayang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Teen Fiction"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~