🍒Part 71

6 1 0
                                    

"Kenapa dia?" tanya seorang teman dari si pria yang membawa Florine.

"Tadi dia pingsan di jalan, keknya mabok." jawab si pria.

"Trus kenapa kagak lu anterin ke rumahnya? Kenapa malah dibawa kesini?" tanya salah satu temannya lagi.

"Gue kagak tau dimana rumahnya," jawab si pria polos.

"Lah? Selama ini lu kan sering bolak balik ngapelin bi, pake so so an gak tau rumahnya lagi." ucap salah satunya.

"Dia kan amnesia tolol!" sahut yang lainnya.

"Oh iya gue lupa," jawabnya cengengesan.

Sementara si pria hanya menatap gadis yang tengah pingsan itu dengan tatapan bingung, ia terus saja berfikir siapa gadis itu. Siapa gadis yang selalu datang padanya, dan selalu memanggilnya dengan sebutan sayang. 

"Ram, gue pengen tau gimana ceritanya si Robi jadi bucin ke Cheryl. Suatu hal yang mustahil anjir, apalagi sampe adegan cium mencium kek tadi, gue liatnya aja dah geli." ucap Dewa yang masih tak mengerti bagaimana temannya bisa mencintai seorang gadis yang menjadi musuhnya.

"Jadi gini..." Rama mengambil posisi untuk menceritakan bagaimana kejadian setelah Robi bangun dari koma.

Flashback on

Rama sedang duduk di ruang tunggu, setiap hari dirinya setia menunggu sahabatnya untuk bangun dari koma nya. Sementara orangtua sahabat nya hanya datang sesekali, meskipun merasa sedih, tapi ia juga tak bisa berkata apa-apa kepada mereka. 

Saat dirinya tengah berdoa kepada Tuhan untuk kesembuhan sahabat nya, tiba-tiba mata yang lama terpejam itu terbuka dan memperlihatkan bagaimana kondisi si sahabat. 

"Sshhhh," suara yang keluar dari mulut sahabat nya itu membuat Rama yakin bahwa ia tak bermimpi. 

Segera ia menekan tombol di sebelah ranjang pasien untuk memanggil dokter, setelah beberapa menit, dokter dan beberapa perawat pun tiba. Rama mengambil beberapa langkah mundur, agar memberikan space untuk dokter memeriksa sahabat nya. 

Teringat bahwa ia harus memberi kabar kepada orangtua dan orang-orang yang mengkhawatirkan sahabatnya, ia pun segera memberitahu kedua orangtua sahabat nya. 

Beberapa menit berlalu, kedua orangtua sahabat nya tiba di rumah sakit. Saat melihat sang Putra sedang duduk memakan bubur yang disuapi oleh Rama, seketika mereka berhambur ke arah si pria dengan perasaan haru. 

"Akhirnya kamu bangun juga sayang," ucap sang ibu mengecup kening putranya. 

Sementara si pria hanya menatap bingung pada kedua orangtuanya, segera Rama memberitahu si pria bahwa mereka berdua adalah ibu dan juga ayahnya. 

"Mereka nyokap sama bokap lo bi," ucap Rama. 

"O-oh," jawabnya dengan tergagap. 

Sementara Gea dan Arka saling pandang satu sama lain, apa yang terjadi dengan anaknya sehingga Rama harus mengenalkan keduanya pada sang putra. 

"Dia amnesia tante, om. Kemungkinan beberapa ingatan dia ilang, karena kebentur di area kepala pas kecelakaan kemarin." ucap Rama menjelaskan kondisi sahabat nya. 

"Amnesia?" ucap keduanya terkejut. 

Rama hanya mengangguk menjawab keterkejutan dua orang paruh baya tersebut, meskipun dirinya juga sama terkejut nya. Tapi beruntunglah sahabat nya itu masih mengingat dirinya, bahkan kejadian-kejadian di masa kecil mereka masih diingat oleh sahabat nya. 

Benar kata dokter, meskipun ia melupakan sebagian besar ingatannya. Pasti ada beberapa ingatan yang masih tersimpan dalam memory nya, sehingga Rama tak perlu berusaha untuk membantu sahabat nya untuk mengingat dirinya. 

FLORINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang