🍒Part 33

13 3 0
                                    

Siang menjelang sore Alister meninggalkan markasnya, menuju tempat yang telah disepakati oleh sang ketua dan anggotanya. Cuaca yang tadinya cerah berubah seketika menjadi gelap gulita, nampaknya alam pun ikut mendukung apa yang akan terjadi diantara Alister dan Beatless Omorfos nanti.

Berjalan bersamaan, namun tak beriringan, dan dipimpin oleh Robi sang ketua yang berada di barisan terdepan membuat mereka semakin terlihat keren.

Para remaja tampan dengan jaket hitam berlogo Alister di belakang punggung mereka, serta name tage yang berada di sebelah dada kiri tak lupa helm full face, yang membuat penampilan anggota Alister terlihat seperti jajaran para pangeran yang hendak menjemput sang putri.

Membelah jalanan ibukota yang mulai dijatuhi tetesan demi tetesan air hujan, membuat suasana semakin terlihat seperti drama action dan horror yang beradu menjadi satu.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di tempat tujuan, terlihat beberapa anggota Alister yang sudah terlebih dahulu sampai disana.

"Gimana?" tanya Robi kepada Marvin si mata-mata.

"Mereka lagi menuju ke arah sini," jawab Marvin.

"Oke, sesuai rencana awal kita. Per 3 orang bakalan di pimpin sama tim inti, lo ikut gue Vin." jelas Robi pada anggotanya.

"Oke," balas Marvin mengacungkan kedua jempolnya.

"Ram," panggil Robi pada Rama, Rama pun menoleh.

"Yoo," sahut Rama cepat.

"Berapa orang jaga di markas utama?" tanya Robi pada Rama.

"10," jawab Rama.

"Oke, si Vano dimana?" tanya Robi lagi.

"Dia di markas cadangan, gue suruh dia disana, soalnya takut Diana sama piyik-piyiknya pada kesana." timpal Dewa yang masih berada di motornya.

"Bagus," ucap Robi.

"Sekarang mencar, inget kata gue, jangan sampe lengah! Mereka pinter maen taktik, jadi kita jangan sampe ke kecoh sama taktiknya." sambung Robi.

"Satu lagi," ucap Robi mengacungkan jari telunjuknya.

"Ape?" jawab mereka serentak.

"Kalian bertiga cegah gue, gue tau kali udah emosi gue ga bakalan bisa nahan, jadi pas gue kesetanan langsung cegah gue." ucap Robi pada Dewa, Aiden dan juga Rama.

"Oke," jawab mereka cepat.

Anggota Alister pun mulai berpencar sesuai arahan dari sang ketua, meski mereka enggan untuk berkelahi, namun mood ketua mereka sedang ingin berkelahi. Terlebih anggota Beatless Omorfos yang menantang mereka di arena balap beberapa hari lalu, bahkan sebagian anggota Alister ada yang dicelakai dengan sengaja oleh mereka, sampai-sampai 2 orang dari anggota Alister harus menderita koma saat ini.

Entah apa alasannya, namun yang pasti Robi hanya ingin memperlakukan anggota Beatless sama seperti yang anggota mereka lakukan pada Alister.

Setelah berpencar, Robi berada di bagian depan yaitu untuk menghadang para anggota Beatless. Sedangkan Dewa mengambil posisi bagian kanan, Rama di kiri dan Aiden di bagian belakang. Mereka berencana mengepung anggota Beatless yang terkenal kejam itu.

Robi menghentikan motornya tepat setelah anggota Beatless hendak melewati jalan yang saat ini sudah dikuasai oleh Alister. Ia membuka kaca helmnya, kemudian menatap tajam ke arah ketua dari Beatless yaitu Justin.

"Alister," panggil Justin dengan remeh, kemudian ia juga membuka kaca helm nya.

Terjadilah tatap menatap antara dua ketua itu, Robi menampilkan senyum smirk nya. Ia merasa mual ketika melihat musuh di depannya ini, terlebih ketika mendengar bahwa musuhnya ini menyukai kekasihnya.

FLORINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang