Taman Kota dipenuhi dengan suara tawa dan cerita, saat semuanya berkumpul untuk reuni yang penuh kehangatan. Mereka saling berbagi cerita dan kenangan, menciptakan suasana yang akrab.
Saat semuanya sedang asyik mengobrol, tiba-tiba, Zayn, datang dengan setelan casualnya mengejutkan semua orang yang hadir. Tak lupa, sebuah paper bag berwarna abu-abu yang ia tenteng.
Zayn tiba di Taman Kota Indah dengan langkah santai, sementara semua orang menatap bingung pada kehadirannya. Suasana reuni yang riang menjadi hening sejenak, karena kehadiran kakak dari teman mereka yang tak terduga.
"Bang Zayn, nganterin si Flo?" tanya Aiden basa basi.
Sementara Zayn hanya tersenyum dan tak mengatakan apapun, ia terus berjalan mendekat ke arah Silvia, kemudian mengecup puncak kepala gadis itu dengan lembut. Setelahnya, ia pun duduk di samping kekasihnya.
Semua orang menatap ke arahnya dengan tatapan bertanya-tanya, apa tujuan pria itu datang. Jika memang ingin menemani Silvia, tentu saja tidak mungkin. Karena mereka sangat hafal, Zayn bukanlah tipe pria seperti itu.
"Florine nya mana?" tanya Silvia saat Zayn sudah mendudukkan bokongnya.
"Nanti aku kasih tau, Robi belum dateng?" jawab Zayn yang juga menanyakan keberadaan Robi.
"Udah bang, tadi dia lagi beli roti dulu." ucap Silvia, kemudian Zayn pun menganggukkan kepalanya mengerti.
Beberapa menit kemudian, Robi datang bersama dengan Cheryl di belakang nya. Zayn tersenyum pahit saat melihat kedatangan Robi bersama dengan musuh adiknya, bisa ia bayangkan bagaimana wajah sang adik akan cemberut dan kesal saat melihat hal tersebut.
Robi yang sudah mengenal Zayn pun segera menghampiri dan menyapanya dengan ramah, kemudian menyerahkan roti yang ia beli kepada teman-teman nya. Sementara Cheryl terus membuntuti kemanapun Robi bergerak, sehingga membuat yang lain merasa kesal melihat nya.
"Ryl, lo bisa diem aja ak sih? Risih banget gue kalo jadi Robi, gerak kemana pun diikutin." tegur Echi yang merasa kesal.
"Buktinya cowok gue gak risih tuh," jawaban Cheryl yang benar-benar membuat semua yang ada disana kesal.
"Cowok hasil ngerampok dari temen gue aja bangga," sindir Zize dan Diana serentak.
"Diem!" ucap Robi dengan dingin memperingati mereka berdua.
Zize dan Diana menatap tak suka pada kedua sejoli itu, yang biasanya mereka berdua sangat senang jika melihat Robi bermesraan. Namun berbeda dengan kali ini, keduanya seakan ingin pergi dari sana jika tak memperdulikan yang lainnya.
"Gue enek banget ngeliat mereka berdua," ujar Diana kepada Zize.
"Kalo bukan karena ngehargain yang lain, males banget gue dateng!" balas Zize yang diangguki oleh Diana.
"Oh iya bang, tumben amat ngikut reunian kita, taun lalu nolak mulu pas diajak." celetukan Dewa berhasil membuat atensi semua orang menatap ke arah Zayn dan menunggu jawabannya.
"Gue wakilin adek gue yang gak bisa hadir hari ini..." Zayn menggantung ucapannya, sehingga membuat semuanya menunggu dengan penasaran.
"Sama tahun-tahun berikutnya," sambungnya menatap teman-teman sang adik bergantian.
Semuanya mengerutkan alisnya, menatap bingung ke arah Zayn. Mereka semua tak mengerti ucapan kakak dari teman mereka, Florine. Hingga saat Zayn melanjutkan kalimat berikutnya, semuanya langsung terdiam.
"Adek gue udah kangen banget sama orangtua kita, saking kangennya, dia malah nyusul mereka 2 taun lalu." lanjutnya dengan suara bergetar.
Bak disambar petir di siang bolong, semuanya secara reflek mengendurkan duduknya. Mereka menggeleng tak percaya, para gadis yang ada disana langsung meneteskan air mata mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Teen Fiction"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~