🍒🍒🍒
S
aat Florine dan Justin yang sedang asyik membaca sembari tertawa bersama, pintu perpustakaan tiba-tiba terbuka dengan lebar.
Florine dan Justin menoleh ke arah pintu, karena memang mereka duduk tepat di dekat jendela yang berada di samping pintu masuk.
Florine menatap siapa yang baru saja tiba disana, seketika tubuhnya menegang saat Robi tiba-tiba muncul di perpustakaan, wajahnya penuh dengan ekspresi kemarahan. Dia langsung menghampiri Florine yang sedang duduk di meja bersama dengan Justin.
"Florine!" Robi tiba-tiba memanggil nama Florine dengan keras, tanpa adanya embel-embel kata sayang lagi.Florine menatap kekasihnya itu dengan tubuh menegang, ia tak tahu harus mengatakan apa padanya.
"Kamu ngapain disini?" tanya Robi dengan wajah menahan amarah.
"Sama Justin?" sambungnya menatap Justin dengan tak suka.
"Sayang, ini cuman kebetulan. Kita gak sengaja ketemu di sini." ujar Florine yang terkejut sekaligus cemas saat melihat Robi yang menanyakan perihal dirinya bersama Justin.
"Jangan bohong lagi sama aku! Aku udah berusaha percaya omongan kamu, tapi kamu malah bohong lagi sama aku. Kita pulang sekarang juga!" balas robi dengan marah.
Florine mencoba menjelaskan, namun Robi dengan kasar menarik tangannya dan memaksanya untuk segera pergi dari perpustakaan.
"Robi, tolong dengerin aku dulu! Ini semua salah paham..." ujar Florine sambil mencoba melepaskan cengkraman tangan Robi.
"Aku udah muak sama alasan kamu, Kita bicara di rumah aja!" balas Robi memotong perkataan Florine.
Dengan penuh amarah, Robi membawa Florine keluar dari perpustakaan tanpa memberikan kesempatan untuk penjelasan lebih lanjut.
"Kita bicara di tempat yang lebih tenang! Kita ke markas!" ujar Robi yang berusaha meredam amarahnya.
"Robi, tolong dengerin aku, biarin aku jelasin dulu."
"Mau jelasin apalagi?" ucap Robi dengan marah, kemudian menjalankan mobilnya dengan kecepatan maksimal.
Florine tahu kali ini dirinya benar-benar membuat Robi marah padanya, padahal pria itu tak pernah membentaknya, dan ini adalah kali kedua Robi membentaknya dengan alasan yang sama, yaitu karena dirinya yang bertemu dengan Justin.
Setelah tiba di markas, Robi masih dalam keadaan marah dan emosional. Dia menarik Florine ke lantai atas markas, mencari tempat yang lebih tenang untuk berbicara.
Di ruang tengah markas, teman-teman Robi yang sedang berada di sana merasa kebingungan melihat aksi Robi yang tiba-tiba membawa Florine dengan tergesa-gesa. Mereka saling bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
"Kenapa dia? Tiba-tiba bawa Florine ke lantai atas buru-buru buru-buru kek gitu?" ucap Aiden bingung.
"Gue gak yakin, tapi keknya ada masalah yang bikin si Robi marah kek gitu." timpal Dewa.
"Iya, gak mungkin dia berani marah sama si Florine kalo gak ada hal yang serius mah." imbuh Vano.
"Semoga gak ada apa-apa lah sama mereka, baru aja tunangan kemaren." ujar Rama menatap ke arah tangga yang sudah kosong.
Sementara itu, di lantai atas, Robi dan Florine duduk di ruangan yang lebih tenang. Meskipun masih dalam keadaan marah dan emosi.
Robi mengambil napas dalam-dalam untuk mencoba menenangkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Teen Fiction"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~