***
"Dari mana aja? Kok jam segini baru pulang?" tanyanya pada Florine dengan dingin.
Florine yang masih terkejut dengan kehadiran pria tersebut tak langsung menjawabnya, ia menatap lekat pria di hadapannya itu. Betapa rindunya ia pada pria yang berdiri di hadapannya saat ini, tanpa menjawab pertanyaan pria itu tadi, Florine malah memeluk erat tubuh atletis nya sambil mengatakan.
"Kemana aja? Aku kangen tau." ucapnya dengan manja pada pria tersebut.
Pria itu mendorong tubuh mungil Florine ke belakang, membuat Florine menatapnya dengan heran.
"Kenapa? Kamu gak kangen aku?" tanya Florine sedih.
Pria tersebut menatap lekat manik hitam gadis di hadapan nya, ia tahu dirinya juga merindukan gadisnya. Namun saat ini dirinya sedang kesal padanya.
"Jawab dulu pertanyaan aku tadi, kamu darimana? Kok tengah malem gini baru pulang?" tanyanya lagi.
Florine menatap pria itu, ia takut jika harus jujur padanya. Tapi dirinya lebih takut jika berbohong pada pria itu, terlebih saat melihat wajah nya yang menyeramkan.
"Aku abis main dulu tadi sama temen," jawab Florine hati-hati.
"Temen? Siapa? Temen kamu disini cuman ada Ica sama Echi, yang lainnya udah di Bandung." ujarnya bertubi-tubi, membuat Florine terdiam.
"Ayo jawab jujur, temen yang mana? Jangan diem aja." sambungnya dengan menatap Florine.
Florine menatap pria itu dengan kesal, lalu berkata...
"Gimana aku mau jawab coba? Kamu nya ngomong tanpa jeda, nanya tanpa jeda, kan aku gak boleh motong kalo kamu lagi ngomong." ucap Florine kesal.
Terlihat pria itu menggaruk tengkuknya dengan malu, benar apa yang diucapkan oleh Florine. Dirinya melarang gadis itu untuk memotong ucapannya saat berbicara, namun dirinya malah menyuruh Florine untuk bicara saat dirinya berbicara.
"Yaudah aku minta maaf," ucapnya mengambil lengan Florine dan menggenggam nya.
"Kamu abis dari mana? Kok sampe larut kayak gini." lanjutnya melunak.
Florine tersenyum saat melihat ekspresi wajah pria itu yang melembut.
"Aku abis main sama temen kampus aku, sebenernya itu tim main game tadi di kampus. Trus pulang nya kita sepakat buat nongkrong bareng, sekalian biar lebih akrab lagi." jawab Florine jujur.
"Cewek atau cowok?" tanyanya.
"Cewek sama cowok," jawab Florine enteng, membuat pria itu kesal.
"Kamu tuh ya, kenapa sih seneng banget liat pacarnya khawatir?" ujarnya dengan kesal pada gadis itu.
Florine tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapi, kemudian ia pun menarik kekasihnya untuk duduk di kursi meja makan, karena di ruang tengah ada kedua kakaknya dan juga teman-temannya sedang tertidur.
"Dengerin aku dulu, mereka cuman temen aku biasa. Kayak aku sama Rama, Dewa, Vano, Aiden, sama aja gak lebih sayang." balas Florine tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Teen Fiction"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~