Happy reading
Robi dan teman-temannya mengantarkan Cheryl terlebih dahulu, setelah berpamitan pada ibu dari gadis tersebut. Mereka pun kembali melajukan motor mereka menuju ke tempat tujuan yang telah disepakati.
Robi mengantar Cheryl atas permintaan dari ibu gadis tersebut, karena menerima telepon bahwa Cheryl merasa kurang enak badan dan minta dijemput ketika pulang sekolah. Namun karena ibunya yang masih berada di kantor membuat sang ibu tak bisa menjemputnya. Mungkin jika bukan terpaksa ia pun tak akan pernah melakukannya, terlebih tadi Florine melihatnya membonceng Cheryl.
Robi dan teman-temannya sampai di tempat tujuan, yaitu cafe tempat mereka biasa nongkrong. Tentu saja mereka telah mengganti pakaian nya di jalan, karena tak pulang terlebih dahulu ke markas.
"Lo lagi berantem sama Florine?" tanya Dewa pada Robi.
"Engga," jawab pria itu singkat.
"Trus kenapa diem-dieman tadi?" timpal Rama.
"Engga ah, perasaan kalian aja itumah." balas Robi tersenyum tipis.
Ia pun menyeruput minumannya, ia kembali mengingat bekas kemerahan di leher gadisnya tadi, ia sebenarnya takut salah faham pada gadisnya itu. Namun ketika mengingat cerita Florine tadi di sekolah, membuat dirinya berprasangka buruk pada kekasihnya itu.
"Kurang ajar!" umpat Robi pelan, membuat teman-temannya terkejut.
"Nape lo?" tanya Vano.
"Malam ini ada balapan kagak?" tanya Robi pada mereka.
"Ada sih, cuman kita ga daftar." jawab Dewa pada Robi.
"Daftar aja sekarang, kita ikut." ucap Robi kemudian menyalakan rokok yang selama ini ia simpan di dalam tasnya.
Ia tak akan pernah merokok selama hubungan nya dengan Florine baik-baik saja, namun entah mengapa saat ini ia ingin menyalakannya. Padahal ia dan Florine baik-baik saja.
"Dadakan?" tanya Aiden yang hampir tersedak oleh minumannya.
"Hmm," balas Robi singkat, ia pun mengepulkan asap rokok ke udara.
"Gue takut cewe gue marah anjir," ucap Dewa pada Robi.
"Ya lo gausah ikut kalo gitu," bals Robi cepat tanpa melihat kearah Dewa.
"Ya ga gitu lah!" sela Dewa, ia merasa Robi akan sangat menyebalkan jika sedang galau.
"Yaudah deal malam ini kita berangkat," kata Robi pada mereka.
Teman-temannya tak bisa menolak, karena mereka fikir percuma juga menolak Robi, yang ada mereka akan mendapati Robi yang mengamuk tak karuan.
"Gue bilang cewe gue dulu," ucap Dewa membuka ponselnya, namun dicegah oleh Robi.
"Jangan ada yang bilang, tar cewe gue tau." kata Robi datar.
Ia tak ingin Florine khawatir dan mencegahnya balapan, karena sudah dipastikan jika gadisnya tahu maka akan menimbulkan masalah pikirnya.
"Ye," jawab Dewa kemudian memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya.
Mereka pun menghabiskan waktu disana kurang lebih 2 jam, setelah itu mereka membayar tagihan dan pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Teen Fiction"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~