***
Waktu berlalu dengan cepat, begitu juga dengan penyakit Florine yang semakin hari semakin sering terasa. Terlebih jika Florine yang selalu sibuk dan melupakan untuk meminum obat dan vitaminnya.
Ia akan menyembunyikan rasa sakitnya itu dari semua orang. Termasuk Robi, kekasihnya yang sudah mengetahui bahwa dirinya mengalami penyakit serius itu.
Sudah 2 pekan Florine menghabiskan waktunya berbaring di rumah sakit, dan selama 2 pekan itulah ia absen untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolahnya. Padahal 1 pekan lagi ia harus menyiapkan beberapa keperluan pensi dan juga baksos, yang akan diadakan di sekolahnya sebelum masa ujian tiba.
Namun ternyata dirinya harus berbaring dan beristirahat total di ruangan serba putih ini, terlebih kedua kakaknya yang sangat melarang ia untuk banyak bergerak dan berkegiatan terlebih dahulu.
Ia selalu diawasi oleh kedua kakaknya itu, seperti saat ini, Zayn dan juga Gio yang rela mengambil cuti kuliah dan kerjanya hanya untuk mengawasi Florine, agar ia tak kabur dari rumah sakit seperti beberapa waktu lalu.
"Kebelet sumpah," gumam Florine.
Kemudian ia pun mendudukkan dirinya di atas ranjang, dan menyibakkan selimut yang menutupi setengah tubuhnya dan beranjak dari duduknya.
"Mau kemana?" tanya Zayn ketika melihat adiknya hendak turun dari tempat tidurnya.
"Pipis bang," jawab Florine menoleh ke arah samping, dimana Zayn dan juga Gio duduk disana.
"Tar dulu, biar abang ambilin kursi roda dulu." cegahnya ketika adiknya itu hendak berdiri dari duduknya.
"Bang aku cuman sakit perut, bukan lumpuh sampe gabisa jalan." ujar Florine memprotes ketika melihat kakaknya itu terlalu berlebihan padanya.
"Nurut aja sih," jawab Zayn yang sudah mendorong kursi roda ke arah ranjang Florine.
Florine menarik kakinya kembali ke atas ranjang, dan menyelimuti setengah tubuhnya seperti semula. Ia mengurungkan niatnya untuk pergi ke kamar mandi, entah mengapa dirinya malah tak suka diperlakukan seperti itu oleh kakaknya.
"Kenapa?" tanya Zayn kebingungan.
"Aku ga suka kalian berlebihan kayak gitu, Aku cuman sakit biasa bukan lumpuh!" jawab Florine dengan marah, kemudian membaringkan tubuhnya dan menarik selimut hingga menutupi kepalanya.
"Ga usah terlalu berlebihan bang, sakit yang aku rasain di area perut bukan di kaki!" sambungnya dari balik selimut.
Zayn yang melihat adiknya marah padanya langsung merasa tak enak hati, ia berfikir apakah Florine merasa tersinggung dengan perilaku nya barusan?
"Dek," panggilnya pada Florine dengan lembut.
Tak ada jawabnya sepatah kata pun dari Florine, ia masih kesal pada kakaknya.
"Dek, maafin abang ya. Kamu pasti tersinggung sama perilaku abang yang berlebihan kayak tadi." lanjut Zayn mendekati kepala adiknya dan mengusapnya pelan.
"Abang sama bang Gio cuman takut kamu kenapa-napa dek," ujarnya lagi.
Florine hanya diam mendengarkan perkataan kakaknya itu, ia memang merasa tersinggung oleh perilaku Zayn dan Gio selama 2 pekan ini. Terlebih ketika Zayn hendak mengambilkan kursi roda untuknya tadi, padahal ia masih bisa berjalan dengan normal namun Zayn terlalu berlebihan sehingga membuatnya tersinggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Teen Fiction"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~