***
Markas Alister
Robi sedang bermain dengan ponselnya, sebenarnya hanya bolak balik membuka galeri dan melihat foto-foto dirinya bersama sang kekasih. Ia juga tak masuk ke aplikasi lain selain galeri, bahkan notifikasi pesan masuk dari kekasihnya ia abaikan begitu saja. Entah apa alasannya yang tiba-tiba saja mendiamkan kekasihnya itu.
Sementara Robi memainkan ponselnya, ada Dewa dan juga Vano yang sedang bermain game PS5 di ruang tengah, sedangkan Aiden dan juga Rama yang memilih untuk beristirahat di sofa.
Robi tetap fokus memandangi wajah cantik kekasihnya di dalam gambar itu, ia bahkan tersenyum berkali-kali menatap foto Florine. Bisa dikatakan jika dirinya begitu mencintai kekasihnya itu, bahkan teman-temannya saja sampai menjulukinya pangeran bucin.
Ketika sedang asik menatap gambar kekasih nya itu, tiba-tiba notifikasi pesan masuk dari seseorang. Awalnya ia tak tertarik, namun ketika pesan berikutnya masuk membuat dirinya penasaran dan langsung membuka pesan tersebut.
Unknown: share a photo
By : "siapa lagi ini." batin Robi membuka pesan tersebut.
Unknown : kelakuan cewe lo di belakang lo,
"Bangsat!!"
Prangg
"Anjir kaget gue," teriak Rama yang langsung terbangun dari tidurnya, begitu juga dengan Aiden.
Robi membanting ponselnya ke lantai hingga hancur tak berbentuk, ia marah dan kesal ketika melihat foto yang dikirim entah oleh siapa itu.
"Bukannya datengin gue, malah asik-asikan jalan sama cowo lain! Gila emang." ucapnya dengan emosi membuat teman-temannya menatapnya tak mengerti.
"Kenapa lo? Berantem sama ibu negara?" tanya Aiden yang sudah mengumpulkan nyawanya.
"Sumpah ya, kerjaan lo kalo emosi, kalo ga banting barang ya kobam anjir!" timpal Dewa yang memandangi ponsel milik Robi yang sudah tak bernyawa itu.
"Kali-kali kalo emosi tuh kasih duit kek ke kita, biar untung." sambung Dewa yang langsung mendapat tatapan tajam dari Robi.
"Becanda gue," ucap Dewa mengangkat jari telunjuk dan tentang membentuk huruf V.
Tanpa mengucapkan satu kata pun, Robi mengambil jaketnya dan segera pergi dari markas. Membuat teman-temannya bingung, dan bertanya-tanya kemana ia akan pergi.
Ia segera menyalakan motornya dan pergi meninggalkan markas.
Disisi lain Florine yang baru saja sampai ke rumahnya diantar oleh Justin dan juga teman-temannya, tak lupa motornya yang sudah diperbaiki oleh Remon dan juga temannya ke bengkel.
"Thanks ya," ucap Florine berterimakasih ketika sudah turun dari motor Justin.
"Yoi," jawab Justin.
"Sorry ngerepotin kalian semua," kata Florine tak enak.
"Banget malah," jawab Remon tak berdosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Ficção Adolescente"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~