Florine telah sampai di apartemen pribadi Zayn, benar, Zayn langsung membawa Florine ke apartemen yang baru ia beli 2 pekan lalu. Yaitu 3 hari setelah adiknya dinyatakan koma. Ia sengaja membelinya karena ingin langsung membawa adiknya pergi dari rumah masa kecil mereka setelah Florine sembuh, meskipun di rumah tersebut banyak sekali kenangan mereka bersama mendiang kedua orangtuanya, namun Zayn tetap memutuskan untuk membawa Florine pergi sebelum Zara mengatakan hal-hal yang tak pantas jika di dengar oleh adiknya.
"Maaf ya dek, abang belum sempet ngisi perlengkapan yang lainnya." ucap Zayn saat mereka tiba di apartemen nya beberapa waktu lalu.
"Gpp bang, aku suka kok." jawab Florine memperlihatkan deretan giginya yang tersusun dengan rapi dan bersih.
Florine tahu alasan Zayn membawa nya kesana meskipun Zayn yak mengatakan apapun padanya, tak ingin berdebat dengan sang kakak, dirinya mengikuti saja apa yang Zayn tentukan selama itu baik.
"Besok pagi bakalan ada abang kurir yang anterin buat furniture disini, kalo kamu mau dekor kamar kamu sesuai sama keinginan kamu boleh ya." ujar Zayn pada adiknya.
Florine hanya membalasnya dengan anggukan.
"Abang ke kamar dulu ya dek, mau bersih-bersih nih." ucap Zayn pada Florine yang masih melihat-lihat sekeliling apartemen nya.
"Iya bang, kalo mau istirahat di kamar aja dek. Itu kamar kamu yang ada di sebelah kamar abang." ujar Zayn menunjuk kamar yang berada di sebelah kamarnya.
Lagi dan lagi Florine hanya membalas perkataan Zayn dengan anggukan, ia pun berjalan menuju kamarnya. Terlihat bahwa Zayn menyesuaikan dekorasi kamarnya sesuai dengan kesukaannya, meskipun belum terlalu lengkap, Florine tetap menyukainya.
"Liat bu, ayah, bang Zayn udah bisa beli apartemen sendiri loh. Aku orang pertama yang dia ajak tinggal disini, kalo kalian ada pasti bakalan ikut bahagia deh." gumam Florine menatap langit-langit kamarnya.
Sejenak Florine mengistirahatkan fikirannya, merasa sedih karena harus meninggalkan rumah masa kecilnya itu. Namun ia tahu bahwa ini adalah kehendak Tuhan, dan sudah pasti yang terbaik.
Florine mengistirahatkan tubuhnya, ia merasa lelah setelah 2 pekan berbaring di rumah sakit. Tak lama setelah kepalanya menyentuh bantal, Florine terlelap dengan nyenyak.
Meskipun tubuhnya masih terasa lemas, Florine tetap memaksa pada dokter untuk pulang. Padahal seharusnya ia masih harus berada dalam pengawasan dokter sampai 4 hari ke depan, namun karena dirinya yang sudah merasa soban berada di rumah sakit, alhasil mau tak may dokter mengizinkan nya untuk berobat jalan.
~~~
Suara berisik terdengar dari luar kamar Florine, sedangkan gadis itu masih tetap setia memejamkan matanya dengan nyenyak. Ia tak terganggu oleh suara bising yang berasal dari luar kamarnya, mungkin karena terlalu lelah atau memang masih mengantuk.
"Tolong ditata sekalian ya pak," terdengar suara Zayn yang berkata pada seseorang.
Mereka pun sibuk memasukkan dan juga menata barang-barang yang Zayn beli, untuk mengisi apartemen nya yang masih kosong.
Beberapa jam berlalu, kini apartemen Zayn sudah terisi dengan berbagai furniture yang sudah dipasang oleh beberapa tukang, meskipun sebenarnya hanya membeli sofa tambahan dan beberapa hiasan dinding agar tak terlalu polos.
Setelah tukang pergi, tiba-tiba bel berbunyi. Zayn pun dengan cepat mendekati pintu dan membukanya. Saat ia melihat kakak sulungnya yang datang ke apartemen nya di jam kerja, dapat ia tebak bahwa kakaknya membolos bekerja hari ini. Sungguh sangat berbeda dengan mendiang ayah mereka yang selalu buat bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Teen Fiction"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~