🍒Part 31

10 5 0
                                    

Cahaya matahari telah masuk melalui sela-seka tirai kamar seorang gadis yang masih setia bergelut dengan selimutnya, entah seindah apa mimpi yang sedang ia alami saat ini, sehingga membuatnya enggan untuk membuka kedua matanya.

Tok Tok Tok

"Diana, bangun sayang ini udah jam 7 pagi, kamu ga sekolah nak?" panggil sang ibu mengetuk pintu kamar anak gadisnya.

Tak ada jawaban apapun dari dalam kamar putrinya, membuat sang ibu harus membuka kamarnya tanpa izin.

"Bangun sayang, udah siang ini." ucapnya lembut mengusap surai putrinya itu.

"Eungh," Diana melenguh pelan namun tak membuka matanya, ia hanya membenarkan selimutnya.

"Diana," ibunya memanggil dengan lembut namun terkesan tegas, membuat Diana membuka matanya dengan terpaksa.

"Iya maa," sahutnya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Ayo cepetan mandi, udah jam 7 ini." titahnya pada Diana, sedangkan ia membuka gorden kamar putrinya itu.

"Mama hitung sampai tiga, kalo ga bangun juga mama siram kamu!" lanjutnya membuat Diana terperanjat karena terkejut dengan ancaman tersebut.

Diana pun berlari ke arah kamar mandi karena khawatir ibunya akan menyiramnya, dengan terpaksa ia harus menggerakkan tubuhnya yang masih belum terkumpul semua nyawanya.

Ia pun duduk di samping bathtub, lalu membuka keran untuk mengisi bathtub nya. Sambil menunggu airnya penuh, ia pun menyandarkan kepalanya ke dinding kamar mandi.

Beberapa menit kemudian Diana sudah siap dengan seragamnya, segera ia turun ke lantai bawah untuk berpamitan pada ibunya karena jam sudah menunjukkan pukul 07.20 membuat dirinya harus terburu-buru.

"Ma aku berangkat ya," pamitnya pada sang ibu yang sedang sibuk di dapur.

"Ga sarapan sayang?" sahut sang ibu.

"Engga," jawabnya berteriak dari depan rumah.

Tak menunggu ibunya berbicara lagi, Diana pun segera menancapkan gasnya menuju sekolah. Ia bahkan melupakan ponsel dan juga hadiah untuk Rama di kamarnya.

Sekolah

Tepat setelah Diana memarkirkan motornya, bel sekolah berbunyi. Diana dengan terburu-buru berlari ke lantai 2 menuju kelasnya, ia bahkan tak merasa lelah meski harus berlarian melewati tangga sekolah yang begitu tinggi.

Sesampainya di depan pintu kelas, Diana merasa canggung ketika ia hendak mengetuk pintu.

"Anjir gue lupa hari ini pelajaran pa Indra," gumam Diana ketika melihat gurunya yang sudah berada di kelas.

"Masuk ga ya, kalo ga masuk tar gue alfa, tapi kalo masuk tetep aja gue bakalan dijemur." lanjutnya menggigit kuku jarinya karena bingung.

"Dahlah gue ketok aja, bodoamat urusan dijemur mah belakangan." sambungnya.

Diana mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu, ia pun mengayunkan tangannya ke arah pintu, ketika ia akan mengetuk secara tiba-tiba pintu terbuka dan ketukannya itu mengenai wajah seseorang yang baru saja membuka pintu tersebut. Sontak Diana terkejut dan berdiri membeku di tempat.

"Mampus kan lo Diana, oon emang." batin Diana khawatir ketika mendapati tatapan tajam darinya.

"E-eh ma-maaf pa, saya ga sengaja." ucapnya meminta maaf.

"Kenapa kamu masih diluar?" tanyanya dingin mengabaikan ucapan Diana tadi.

"Telat kamu?" tanyanya lagi membuat Diana salah tingkah.

FLORINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang