🍒🍒🍒
Robi mengejar Florine dengan berlari, ia menahan rasa sakitnya demi mengejar kekasihnya yang sedang marah padanya. Mengingat ancaman dari teman-teman Florine tadi membuatnya merasa merinding, bagaimana bisa Florine akan memutuskannya hanya karena ia tak memberi tahu tentang kejadian yang mereka alami.
"Sayang," Robi memanggil Florine yang hendak keluar dari gerbang markas.
Florine hanya menoleh kemudian ia pun melanjutkan kembali jalannya, membuat Robi harus berlari untuk mencegah kekasihnya itu pulang tanpa penjelasan apapun darinya. Robi merintih kesakitan ketika luka-luka nya terasa sangat sakit, saat ia bawa berlari.
"Sayang dengerin aku dulu," ucap Robi memegang lengan kekasihnya itu ketika berhasil menyusulnya.
Florine menoleh kemudian menatap kesal pada kekasihnya itu.
"Apa?" jawabnya ketika bertatapan dengan Robi.
Robi menelan ludahnya, ia merasa nyalinya menjadi ciut ketika berhadapan dengan Florine yang mode galak seperti ini. Padahal beberapa jam lalu ia telah menghabisi Justin secara membabi buta, seperti singa yang sedang memakan mangsanya. Namun mengapa dirinya menjadi penakut, jika dihadapan kekasihnya itu.
"M-mau kemana?" tanyanya tergagap.
"Ah elah ni mulut kenapa malah gemeter gini sih, kan ketauan kalo gue lagi takut." Robi membatin.
"Pulang," jawab Florine singkat.
"Mau aku anterin?" tanya Robi lagi.
"Gausah!" jawab Florine ketus.
"Kek mana lah gue bujuknya, susah bener dia kalo udah mode ngambek gini." ucapnya dalam hati.
Florine melanjutkan jalannya ketika mendapati Robi yang terdiam, baru beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba Robi meringis kesakitan, membuatnya reflek berbalik dan mendekati kekasihnya itu.
"Kenapa?" tanya Florine panik sembari mengecek di tubuh mana kekasih nya itu terluka.
Robi tersenyum jahil, kemudian segera memeluk Florine dengan erat.
"Jangan marah lagi," bisiknya di telinga gadis itu.
Florine terdiam sejenak, kemudian ia mendorong dengan keras tubuh Robi.
"Kamu bohongin aku?" ucapnya dengan nada kesal.
Sedangkan Robi hanya terkekeh melihat wajah kesal Florine.
"Jangan marah lagi sayang, nanti aku jelasin di dalem." ucap Robi melas.
Florine hanya menatap kekasihnya itu dengan tatapan kesal, bagaimana bisa Robi membohongi nya dengan rasa sakit. Jika saja bukan Robi, sudah dipastikan ia akan menginjak kaki pria tersebut, atau bahkan ia akan menendang perkutut nya hingga rata.
"Ayo masuk dulu," ajak Robi pada Florine dengan menggandeng tangan gadis itu.
Florine pun menurut dan mengikuti kekasihnya untuk masuk kembali ke dalam markas Alister.
Robi membawa kembali kekasihnya ke ruang tengah, yang dimana teman-temannya berkumpul bersama tiga orang gadis yang tak lain adalah Diana, Echi dan juga Ica yang menekuk wajahnya karena kesal pada kekasih mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORINE
Teen Fiction"Jika menghilang bisa mengembalikan memorimu tentangku, maka biarkan aku melakukannya" ~Alicya Florine~