Cuaca begitu cerah hari ini. Cahaya matahari masuk ke dalam rumah kaca, dengan angin sejuk menyelinap menerpa bunga-bunga yang bermekaran begitu indah.
Helaian anak rambut seorang gadis mulai terlihat berantakan karna angin yang terus menerpanya.
Kain pita coklat yang membentuk bando di kepalanya juga bagian ekor talinya ikut diterpa angin.Gadis itu tengah sibuk dengan gunting di tangannya. Suaranya saat menggunting tangkai-tangkai bunga berbarengan dengan kicauan burung yang bertengger di pepohonan yang tak jauh dari rumah kaca.
"Ishana!" Ujar seseorang berteriak dari luar.
Gadis yang tengah menata bunganya itu adalah Ishana. 25 tahun umurnya.
"Sebentar!" Sautnya menyimpan gunting, kemudian bergegas menghampiri seseorang di luar sana.
"Oh! Bu Ratna!"
Seorang wanita paruh baya tersenyum saat Ishana muncul di hadapannya.
"Saya mau satu bucket bunga, kaya biasa ya sayang" ucapnya."Oke, aku siapkan dulu ya sebentar" ucap Ishana ramah. Dia kemudian mengambil satu persatu tangkai bunga untuk di jadikan satu.
Tangannya begitu lihai membungkus bunga-bunga itu, menggunakan beberapa lembar kertas dan tali pita yang sangat indah untuk dijadikan bucket bunga yang sangat cantik.Setelah selesai, Ishana bergegas kembali menghampiri wanita paruh baya yang bernama bu Ratna itu.
"Ini bu" ucapnya menyerahkan bunga.Bu Ratna tersenyum senang saat menerimanya.
"Cantik. Terima kasih banyak ya sayang. Ini uangnya"Ishana menerima uang tersebut dengan senang hati.
"Terima kasih banyak bu Ratna selalu beli sama aku""Bunga di sini paling cantik, se-cantik yang merawatnya"
"Bu Ratna bisa aja"
"Kalau gitu, Saya pamit ya, udah di tungguin"
Kemudian Ishana mengantar bu Ratna sampai menuju mobilnya yang sedang menunggu. Sembari mengobrol kecil.
Saat kembali ke rumah kaca, ada Bibinya yang entah kapan sudah berada di sana.
"Gimana? Bu Ratna suka?" Tanya Bibi Ishana, Maryam namanya.
"Suka bi, dia bilang nanti mau pesen lagi buat acara berikutnya" jawab Ishana.
"Baguslah, sekarang kamu sudah mempunyai beberapa pelanggan ya" ucap bibi begitu senang.
Ishana mengangguk dengan bibirnya yang tersenyum lebar.
"Ini semua kan berkat bibi"Suara gerungan motor dari arah luar yang tiba-tiba berhenti mengalihkan perhatian mereka.
"Ishana!" Seruan seorang pria dari luar membuat Ishana dan juga bibi melirik ke arah sana.
"Nah pacar kamu datang" ujar bibi.
Selalu saja bibinya berkata seperti itu.
"Bukan bi"Bi Maryam terkekeh.
"Yasudah, samperin sana"Ishana pun mengangguk dan menuju keluar.
"Kak Daniel... kok udah pulang? Masih jam segini" ucap Ishana.
"Kamu lupa? Sekarang akhir pekan. Aku kerja cuma setengah hari. Terus kan kita janji mau ke toko es krim yang baru buka itu?" Ucap pria yang bernama Daniel itu.
"Oh iya! Aku lupa"
"Kamu memang pelupa. Ayo cepet kita pergi. Keburu kehabisan"
"Aku ambil tas dulu ya sebentar, mau pamit juga sama bibi" ucap Ishana yang di angguki oleh Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Ribbon
FanfictionJuna Delardo berusia 32 tahun, dia dikenal sebagai pengusaha yang bengis. Apapun yang dia inginkan akan dengan sukarela dia dapatkan begitu mudah. Perangainya yang tajam seperti elang, membuat semua orang segan padanya. Sampai dimana dia bertemu den...