48. Menghentikan Semuanya

1.2K 113 35
                                    

Sesampainya di rumah, Juna keluar dari mobil dengan langkah yang besar dan tergesa memasuki rumah.

Suri sedaritadi terus menunggu dengan gelisah, di temani Seol di depan pintu kamar.
"Den!" Perasaannya lega ketika melihat kedatangan Juna.

Juna langsung menyiapkan kunci dan membuka pintu kamar segera.

Mata Juna terbuka lebar, dia begitu terkejut saat melihat Ishana tergeletak tak sadarkan diri di dekat pintu dengan tubuh tengkurap.

"Astaga non Ishana!" Seruan Suri yang juga terkejut pun memekik ditelinga Juna.

Juna langsung tersungkur ke lantai meraih tubuh Ishana dan membalikkannya hingga kini berada di lengannya.

Juna mengelus pipi Ishana. Istrinya itu begitu terlihat sangat pucat.
"Ishana..." kecemasan begitu menyelimutinya sekarang.

"Den... darah..." ujar Suri dengan suara bergetar, saat melihat darah yang merembes bagian bawah dress Ishana.

Mata Juna pun mengarah kemana Suri melihat. Seketika tubuhnya menjadi kaku, merasakan sesuatu seperti ini pernah terjadi sebelumnya.

Detik itu juga Juna mengangkat tubuh Ishana di pangkuannya, dia langsung membawa Ishana keluar dari kamar.

_____

Di lain tempat...

Daniel berdiri dengan raut wajah yang mengernyit dan kedua tangannya berkacak pinggang.

Sekarang Daniel tengah berada di wilayah rumah kaca.

Daniel berniat untuk mengunjungi Maryam setelah beberapa hari ini dia berada di luar kota. Namun yang dia temukan sekarang hanyalah benteng yang menutupi seluruh lahan itu, tanpa ada satu orangpun di sana. Semuanya begitu terdengar sunyi, tanpa aktifitas apapun.

"Apa yang terjadi..." gumam Daniel begitu kebingungan.

"Iya, apa yang terjadi ya"

Daniel terperanjat dan melihat ke arah samping saat mendengar seseorang menyahuti ucapannya.
"Kau..." dia terkejut melihat perempuan yang dia kenali belakangan ini, sekarang tiba-tiba ada di hadapannya.
"Apa kamu hantu?"

Zella... dia tidak menanggapi ucapan Daniel. Dia hanya fokus melihat benteng di sekitarnya dengan raut wajah yang juga terlihat kebingungan.

Alis mata Daniel tertaut, satu tangannya turun dan satunya lagi masih berkacak pinggang.
"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanyanya terdengar kesal.

Zella langsung menatap Daniel dari ujung kaki hingga ujung kepalanya.
"Bukan urusanmu" jawabnya begitu ketus.

Daniel mendengus, dia memilih untuk menjauh dari Zella dan kembali melangkah mendekati motornya.

Daniel meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Ishana. Namun ternyata ponselnya tidak dapat di hubungi.

"Daniel, apa kamu mau membantuku?"

Daniel kembali terperanjat saat mendapati Zella yang tiba-tiba di sampingnya.
'Dia benar-benar seperti hantu' gumamnya dalam batin.

"Bantu apa?" Tanyanya dengan malas.

"Apa kamu masih menyukai Ishana?" Tanya Zella dengan alis mata yang terangkat, nada bicaranya begitu ringan.

Bittersweet RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang