21. Tali Pita Yang Berbau Pahit ❤️‍🔥

1.6K 97 3
                                    

Saat mendengar suara bantingan pintu dari kamar Ishana, Juna menghela nafas dan tersenyum lebar.
"Kenapa dia begitu menggemaskan?"

Mata Juna tertuju pada cangkir berisi teh yang baru Ishana seduh. Juna mendekat dan meraih cangkir tersebut lalu menyeruputnya dengan hati-hati.

Juna menyukai teh-nya dan dia bawa menuju kamarnya.

*

Ishana menikmati malamnya sembari menatap bulan yang bersinar dengan terang. Dia duduk di sofa kamar yang menghadap jendela. Seol yang berada di pangkuannya pun dengan nyaman meringkuk karna elusan dari tangan Ishana.

Ishana memikirkan bagaimana bisa caranya dia marah pada Juna. Tapi dia juga tidak mau marah-marah, membuang tenaganya saja.

Kalaupun Ishana marah, bukankah percuma? Karna tidak bisa memutar balikkan waktu. Marah atau tidak, tetap saja Ishana sekarang sedang berada di rumah Juna sebagai istrinya.

Ishana hanya tidak habis pikir, sebegitunya kah Juna ingin menikahi Ishana?

"Seol... maukah kamu menggantikanku menggigit Ayahmu?" Ishana menghela nafasnya.
"Aku gak bisa gigit dia. Yang ada malah..." Ishana berhenti bergumam. Dia membayangkan saat Juna memasang wajah menyeramkannya. Rahang yang tajam dan keningnya yang berkerut.
"Pria tua itu gak menggemaskan seperti kamu, Seol"

"Pria tua itu gak menggemaskan seperti kamu, Seol"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____


Sinar matahari yang masuk melalui jendela kamar menandakan hari ini akan sangat cerah.

"Ishana" seruan Juna yang mengetuk pintu terdengar saat Ishana sedang duduk bercermin menyisir rambutnya di meja rias.

"Masuk aja" ucap Ishana.

Pintu kamar terbuka, Ishana melirik dan melihat Juna yang melangkah mendekatinya. Juna sudah rapih mengenakan celana bahan dan kemeja putih yang lengannya digulung sampai sikut.

"Masih mau marah?" Tanya Juna.

Ishana hanya menatap sinis pada Juna lewat pantulan cermin.

Juna tersenyum berdiri di belakang Ishana.
"Aku memesan pita rancangan designer kenalanku" ucapnya menunjukkan tali pita berwarna merah dengan beberapa ukiran bunga yabg di jahit menggunakan benang hitam.

"Kebetulan sekali belum pakai pita, aku pakaikan yang ini saja ya"
Juna menempatkan tali pitanya di kepala Ishana membentuk bando, dia mengikatnya membentuk pita di bagian bawah kepalanya dengan sisaan yang menjuntai mengikuti rambut Ishana yang tergerai.

Ishana menatap raut wajah Juna yang begitu serius memasangkan tali pita itu di rambutnya.

"Suka?" Tanya Juna merapihkan rambut Ishana dan menatapnya lewat cermin.

Bittersweet RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang