63. Kecemburuan

1.3K 112 19
                                    

Saat Juna membuka pintu utama, terlihat Zella sudah berdiri di hadapannya.

"Mau apa?" Tanya Juna.

Dalam hitungan detik, Zella langsung menghamburkan diri memeluk Juna.

"Zella!" Juna menyentak, mencoba melepas tubuh Zella yang memeluknya erat.

Sampai akhirnya Juna bisa melepas tubuh Zella dengan sedikit kasar.
"Apa yang kamu lakukan?!" Kilatan amarah di mata Juna menyorot wajah Zella. Kedua tangan Juna mencengkram kedua lengan atas Zella.

Zella tidak menjawab, terlihat sorot mata yang sendu berlinang air mata di wajahnya.

Melihat itu, tatapan serta cengkraman tangan Juna melembut.
"Ada apa?" Dia bertanya tanpa melepas kedua tangannya dari Zella.

"Kenapa gak ada yang mau terima aku? Mas Juna... bahkan Daniel..." suara Zella pelan dan bergetar.

"Ada apa ini..." terdengar suara Ishana dari belakang, membuat Juna melepaskan tangannya dari lengan Zella.

Juna dan Zella menoleh pada Ishana yang berjalan menghampiri mereka.

Aura dingin terpancar dari Ishana yang terus menatap tajam pada Zella.
"Apa pantas memeluk pria yang sudah beristri?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Ishana saat sudah berdiri di samping Juna.

Melihat tangan Ishana yang mengepal, Juna menghadap Ishana dan menggenggam tangannya. Kemudian dia mengusap lengan Ishana dengan lembut.
"Ishana, jangan salah paham"

Ishana tak berniat mengalihkan pandangannya dari Zella.

"Jangan sombong, kamu saja merebut mas Juna dariku. Apa berhak bertanya seperti itu?" Zella berucap dengan tenang.

"Apa yang kamu bicarakan? Merebut apanya?" Juna menautkan alis mata dan kembali menatap Zella dengan tajam.

"Tingkat percaya dirimu tinggi sekali. Bahkan bayi di dalam perutku bisa saja tertawa mendengarnya" ucap Ishana angkuh pada Zella.

Zella menatap wajah dan perut Ishana bergantian. Kemudian dia membuang pandangannya, seraya menghapus sisa-sisa air mata di wajahnya.

"Apa yang terjadi?" Juna kembali bertanya pada Zella.

"Aku... cuma ingin Daniel membantuku. Tapi, dia selalu membandingkan aku dengan wanita ini!" Zella kini meninggikan nada bicaranya, berbicara tepat di hadapan Juna seraya menunjuk Ishana.

"Berhenti mengusik kak Daniel. Dia sama sekali tidak menyukaimu" Ishana berucap dengan dingin.

"Apa ini?" Zella menatap sinis pada Ishana.
"Apa kamu yang menghasud Daniel?" Tanyanya penuh intimidasi.

"Untuk apa? Kak Daniel itu kakakku. Aku peduli padanya. Dia tidak suka jika seseorang mengusiknya secara berlebihan, seperti apa yang kamu lakukan selama ini" ucap Ishana dengan kernyitan di dahinya.

Zella menyilangkan kedua tangannya di bawah dada.
"Tau darimana kamu? Memangnya kamu mengintai Daniel 24 jam? Oh, atau... apa kalian berhubungan di belakang mas Juna?"

"Terlalu banyak orang yang bergosip tentang wanita yang sedang mengejar kak Daniel dengan penuh obsesi-"

"Ishana" Juna memotong pembicaraan Ishana, dia menatapnya dengan alis mata tertaut.

Ishana pun terdiam dan menatap Juna. Dia merasa tatapan Juna seperti akan marah padanya. Genggaman Juna di tangannya pun tak melonggar sedikitpun.

"Aku sama sekali tidak mengerti, kenapa semua orang begitu mengagungkan wanita sepertimu" Zella menggerutu dengan melihat ke sembarang arah.

Bittersweet RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang